"Ini di luar perkiraan kami. Ternyata banyak yang ingin ikut tim pendukung. Atlet kami juga bertambah. Dari hanya tiga orang saat pendakian Gunung Latimojong (Enrekang) kini menjadi 10 orang," ujar Direktur Pergerakan Difabel Indonesia untuk Keseteraan (PerDIK) Abdul Rahman dalam sambutannya dalam upacara di puncak gunung, Minggu (3/12/2017).
Pria yang kerap disapa Gusdur ini menekankan supaya tak menggunakan frasa 'cacat' atau 'tuna' kepada kaum berkebutuhan khusus. Ia meminta frasa tersebut diganti dengan 'difabel' atau 'disabilitas'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih lanjut, dengan bertambahnya keikutsertaan atlet difabel, Gusdur menilai para orang tua sudah memberikan izin kepada mereka untuk melakukan aktivitas di luar ruangan (outdoor). Setiap atlet harus mengikuti standar prosedur yang dibuat panitia seperti memakai trekking pole saat mendaki.
Mereka berhasil mencapai puncak Gunung Sesean sekitar pukul 07.00 WITa. Setelah upacara, Tim Pendakian Bersama Difabel Menembus Batas Part II turun pukul 10.00 WITa. (dkp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini