Para penyandang disabilitas ini berkumpul dalam rangka peringatan Hari Disabilitas Internasional. Mereka berkumpul di bawah koordinasi The Unspoken Ministry, sebuah badan relawan yang memiliki perhatian khusus pada kaum difabel.
![]() |
"Iya, hari ini kita pakai sebagai momentum. Kita ingin membangun bahwa orang-orang ini merasa diperhatikan," ucap penasihat The Unspoken Ministry, Ronny Wenas, di Jakarta Pusat, Minggu (3/12/2017).
Berbagai kegiatan dilakukan para kaum difabel. Seperti melakukan operasi memungut sampah di sekitar kawasan CFD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, mereka juga melakukan pemeriksaan kesehatan, penyuguhan penampilan, dan penyuluhan pemberitahuan bencana.
![]() |
"Tadi pagi kita jalan sambil pungut sampah. Tapi kita tidak bikin jarak jauh. Hanya sampai bundaran HI saja, balik lagi. Kemudian ada pemeriksaan kesehatan gratis. Ketiga lalu ada penampilan dari mereka. Terus juga ada nanti pemberitahuan bencana, bekerja sama dengan NGO Adra. Mereka yang informasikan bagaimana dengan simulasi yang sederhana," kata Ronny.
Di lokasi itu juga ada beberapa relawan yang memberikan edukasi bahasa isyarat bagi masyarakat umum. Kegiatan ini menarik minat warga yang melakukan aktivitas di kawasan CFD.
Banyak warga yang mendekat dan mencoba memperagakan pelajaran bahasa isyarat yang diberikan oleh salah satu relawan dari Pusat Bahasa Isyarata Indonesia (Pubisindo).
Para kaum difabel yang hadir dalam acara tersebut tampak bersemangat. Ada juga penampilan yang menarik lainnya, yakni pembacaan puisi berjudul "Kasihilah Orang yang Menyakitimu" dari penyandang celebral palsy bernama Amel.
![]() |
Acara ini sendiri diikuti oleh kaum difabel penyandang tuli, tuna netra, dan celebral palsy.
"Yang ikut kaum tuli, tuna netra, dan celebral palsy. Total ada 150-an orang yang mendaftar kemarin. Tapi yang datang tadi bisa lebih dari itu. Pesertanya dari Jabodetabek," tutur pendiri The Unspoken Ministry, Deicy Wenas.
(jor/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini