"Kalau ada perubahan kepemimpinan, mekanisme pencalonan berdasarkan kolektivitas. Maka saya sih tak khawatir," kata Kang Emil di Hotel Merlynn, Jalan Hasyim Azhari, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017).
Emil melanjutkan, dirinya selalu melihat segala masalah bisa diatasi. Dia menyebut kisruh di Golkar merupakan dinamika yang lumrah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polemik yang terjadi di internal Golkar terjadi setelah Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi e-KTP, lalu ditahan pada 19 November. Salah satu nama kuat menggantikan Novanto yakni Airlangga Hartarto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian.
Airlangga mendapat dukungan kuat untuk terpilih sebagai Ketum Golkar menggantikan Novanto, salah satunya dari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, yang tak direkomendasikan Novanto menjadi bakal cagub Jabar dari Golkar.
Di lokasi berbeda, Ketua Umum Kosgoro 1957 Agung Laksono menyebut jika Airlangga terpilih menjadi Ketum Golkar keputusan soal pilkada daerah yang sudah ditetapkan bisa berubah. (tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini