Program Studi Hubungan Internasional atau International Relations (IR) President University tidak berhenti mencetak para juara sejak mulai aktif menerima mahasiswa baru awal September 2009. Hingga sekarang tercatat lebih dari 100 mahasiwa menerima 213 penghargaan di berbagai ajang kompetisi baik nasional maupun internasional.
Bahkan ada mahasiswa yang mengukir prestasi hingga 22 penghargaan atas nama M. Rendy Utomo angkatan 2015. Juga ada Effendi Tandoko alumni angkatan 2012 yang meraih sebanyak 15 penghargaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka adalah, Shelia Saady (IRE 2015) yang meraih penghargaan Best Delegate sebagai Delegasi Republik Korea di DISEC (Disarmament and International Security Committee), Viska Septiani Wijaya (IRE 2016) yang meraih Best Position Paper sebagai Delegasi Republik Islam Iran di DISEC, M Rendy Utomo Rachim (IRE 2015) dan M Ilham Razak (IRE 2016) yang memenangkan penghargaan Honorable Mention sebagai Delegasi Prancis di Historical Crisis Security Council, Peter Sean Lie (IRE 2015) dan Joshua Mahawira Aswinabawa (IRE 2016) sebagai Verbal Commendation Delegasi China dalam Historical Crisis Security Council.
Terakhir Novela Permata Sari (IRE 2015) yang memenangkan Honorable Mention sebagai Delegasi India di SPECPOL. Dengan banyaknya prestasi ini, tidaklah heran jika setiap tahun Prodi IR selalu diserbu lulusan SMA dari berbagai wilayah di Indonesia. Hendra Manurung, selaku Kaprodi IR menyampaikan, selama ini minat lulusan SMA melanjutkan kuliah di International Relations President University cukup tinggi, sekitar 150 hingga 200 mahasiswa baru setiap tahun. Dan sudah meluluskan sekitar 300 orang alumni dari kurang lebih 1.000 mahasiswa IR.
Berbagai prestasi yang diraih tidak lepas dari dukungan pihak kampus agar mahasiswa bisa berkompetisi dalam setiap lomba debat, public speaking, writing competition, dengan mahasiswa IR dari perguruan tinggi lainnya di tingkat Jabodetabek, nasional maupun internasional. Dukungan pihak rektorat itu dalam bentuk dana pada setiap kegiatan akademik dan non-akademik yang diselenggarakan oleh President University Major Association of International Relations (PUMA IR)," ungkap Hendra dalam keterangan tertulis dari President University, Kamis (30/11/2017).
Dalam kesempatan yang berbeda, I Gusti Ngurah Krisna Dana, Chairperson PUMA IR 2016-
2017 menyampaikan, PUMA IR di bawah supervisi Vice Rector III untuk Student dan Alumni Affairs yang dijabat Agus H Canny selalu mendukung setiap mahasiswa IR yang mengikuti
kompetisi akademik/non akademik dengan berbagai cara, baik itu eksternal maupun internal.
"Dari sisi internal PUMA IR menjadi penghubung antara dosen dengan mahasiswa yang akan berkompetisi untuk mempersiapkan materi yang lebih matang. Kemudian PUMA IR membantu mengurus administrasi atau birokrasi di kampus, seperti pengajuan proposal dana kompetisi hingga transportasi yang disediakan dari kampus untuk mahasiswa, serta surat rekomendasi Prodi untuk mahasiswa yang akan berkompetisi," ujar dia.
Untuk eksternal, PUMA IR menyediakan informasi kegiatan eksternal baik nasional maupun internasional ke dalam lingkup internal melalui Official Account yang dikelola oleh PUMA IR.
Sementara itu, Dibyana Galih Prakasita biasa dipanggil Sita, Vice Chairperson PUMA IR 2016-2017 menyebutkan, mental juara di kalangan mahasiswa IR itu terbangun dari budaya atau
kebiasaan aktif mengikuti kegiatan atau perlombaan secara turun menurun di setiap angkatan.
"Jadi kami, dari PUMA IR cukup mudah untuk memotivasi para mahasiswa, yaitu dengan mengapresiasi setiap kali mereka selesai mengikuti perlombaan, seperti meng-upload foto mereka selama kegiatan di official account line IR President University, official instagram IR President University, Website IR President University, dan juga dituliskan di majalah IRIS, majalah yang diterbitkan tim jurnalis IR President University setiap 3 bulan sekali," ungkap Sita yang posisinya akan digantikan oleh Gratia Immanuela mulai pertengahan Januari 2018.
Keunggulan IR
![]() |
Tidak hanya berprestasi dalam hal non akademik, untuk nilai akademiknya pun patut diacungi jempol, Hendra menyebutkan rata-rata nilai IPK lulusan IR adalah 3,20.
"Metode pembelajaran di IR President University menekankan pada pembelajaran interaktif yang melibatkan partisipasi mahasiswa secara aktif di kelas maupun saat kunjungan ke institusi pemerintah, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan, Sekretariat PBB di Jakarta dan Sekretariat ASEAN," kata Hendra.
Hendra menambahkan, metode pembelajarannya yakni kunjungan ke perusahaan multinasional, LSM Internasional (International Non-Governmental Organizations), dan Kedutaan Besar Negara Sahabat antara lain, Kedubes Belanda, China, Spanyol, AS, Rusia dan Australia.
Lebih lanjut Hendra menyampaikan, IR President University didukung 16 dosen tetap dan 10 dosen tidak tetap yang memperoleh pendidikan Paska Sarjana Master maupun Doktor
Ilmu Hubungan Internasional dari Australia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Swedia, Selandia Baru, Belanda, Malaysia, Taiwan dan Rusia. Dengan dosen-dosen yang berkualitas maka akan mampu mewujudkan visi menjadi program studi yang terdepan dan relevan dengan perkembangan hubungan internasional terkini baik dalam lingkup nasional dan internasional pada 2020.
Sejalan dengan visinya, IR President University memiliki misi meningkatkan kuantitas dan kualifikasi lulusan bertaraf internasional yang kompeten, berdaya saing, berkarakter unggul dan berjiwa kepemimpinan yang mampu mengembangkan, dan menyebarkan pengetahuan di bidang hubungan internasional dengan sikap profesional yang tinggi. Selain itu menjunjung tinggi martabat serta nilai-nilai kemanusiaan, kesatuan dan persatuan bangsa, menganut kebebasan akademik yang bertanggung jawab berdasarkan integritas keilmuan, berwawasan nasional serta mampu melanjutkan pengembangan diri.
"Keunggulan kami adalah lingkungan kampus yang menghargai keberagaman (multi-cultural environment). Kemudian mahasiwanya diharapkan mampu menguasai konsep, teori dan metodologi
Hubungan Internasional yang diikuti penguasaan aspek-aspek politik, ekonomi, dan sosial-budaya dalam berbagai fenomena Hubungan Internasional secara interdisipliner dan multidisipliner," kata Hendra.
Didukung juga dengan program magang (internship) bagi mahasiswa semester 9 yang diselenggarakan oleh Biro Magang dan Karir (Internship Career Center)," ujar Hendra yang menyebutkan sekitar 85-90 persen mahasiswa IR belum lulus sudah diterima kerja.
Umumnya lulusan IR President University bekerja di sektor bisnis perdagangan, jasa,
perbankan (banking industries), dan Hubungan Internasional, seperti perusahaan multinasional, media massa nasional, dan kedutaan besar asing di Jakarta, Kuala Lumpur, Singapura, Sidney dan Dili (Timor Leste).
"Kami sudah menjalin kerja sama dengan Foreign Policy Community Indonesia (FPCI), Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertahanan, dan Palang Merah
Internasional untuk Indonesia dan Timor Leste (International Committee of Red Cross)," ungkap Hendra yang optimistis IR President University mampu meraih akreditasi unggul di tingkat nasional, regional (ASEAN University Network) dan internasional. (nwy/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini