"Jadi nanti SD yang jumlah siswanya di bawah 150 akan digabung dengan SD terdekat," kata Kasudin Pendidikan Wilayah I Jakarta Pusat Sujadiono saat dihubungi detikcom, Rabu (29/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, kata Sujadiono, mayoritas sekolah yang akan digabung adalah SD petang. Namun tidak tertutup kemungkinan sekolah pagi yang jumlah siswanya sedikit juga akan digabungkan.
"Untuk nama sekolah nanti akan jadi satu. Nama yang diambil dari nomor sekolah yang paling kecil," ujarnya.
Sujadiono mencontohkan, apabila ada nama dua sekolah yang akan digabung, misal SDN 05 pagi dan SDN 08 petang, nama sekolah yang akan dipakai adalah SDN 05 pagi.
Program efisiensi ini akan dimulai pada ajaran baru 2018, yakni bulan Juli. Dari 85 SDN di Jakarta Pusat, akan dirampingkan menjadi 70 SDN.
"Gedung yang sudah tidak dipakai bisa dijadikan TK, tapi nggak semuanya. Ada juga yang nanti direncanakan menjadi SLB, jadi tergantung kebutuhannya, nggak boleh ada gedung yang nganggur," tegasnya.
Mengenai nasib para guru, Sujadiono memastikan tidak ada guru yang dipecat. "Guru nggak ada persoalan. Tetap mengajar di sekolah itu. Nggak ada pemecatan. Saya jamin," katanya lagi.
Sebelum perampingan itu diaplikasikan, pihaknya akan menunggu surat keputusan Gubernur DKI Jakarta, yang diperkirakan diterbitkan pada Januari 2018. (rvk/rvk)











































