"Saya terus terang sangat sedih, terkejut. Dua bulan terakhir saya sering bertemu Bondan. Dari September saya diajak makan di Bali, Oktober habis operasi nggak mau ditengok di rumah sakit. 'Nanti saja kita ngopi.' Setelah selesai, saya ajak, 'Sudah deh ga usah ngopi, kita makan di kantor saja.' Saya bawa macam-macam keju, kan Bondan doyan. Istrinya juga lagi kepengin makan makanan keju-keju yang asli," kata William di rumah duka, Kompleks Imperial Golf Estate, Jl Bangsawan Raya Sentul City No 2, Sentul, Bogor, Rabu (29/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu saya berangkat ke Brussel. Satu minggu nggak ada kabar, saya WhatsApp balesannya, 'Saya di rumah sakit, kan sudah saya terima, sudah ku-posting di Instagram kalau terima cup espresso dari Korea. Saya lagi meriang, panas tapi belum tahu bakteri apa yang membuat saya seperti ini,'" kata William saat menceritakan chatting-nya bersama Bondan.
Setelah dari Belgia, William mengatakan pergi ke India. Saat di India ia mendapat kabar dari teman-temannya melalui WhastApp yang mengatakan Bondan koma.
Selain itu, William menceritakan bakat lain yang dimiliki Bondan. Bakat menulis Bondan yang diakuinya luar biasa.
"Saya nggak bisa nulis, saya hanya bisa ngomong. Saya kalau lagi ada event, saya partner penjurian nasional itu 10 tahun lebih. Dia kalau bikin catatan dikeluarin dari kantongnya dan besok pagi keluar di surat kabar satu halaman, itu yang saya bingung. Dia punya teknis khusus mencatat dalam kata-kata yang luar biasa. Pasti semua orang akan kehilangan bukunya, maknyus," kata William.
[Gambas:Video 20detik] (rvk/rvk)