"Kebanyakan mereka yang baru (mengungsi) dua sampai tiga hari lalu. Karena mereka tak mau masuk ke gedung Gor maka kita buat tenda," ujar Kepala Pelaksanaan BPBD Klungkung, Putu Widiada kepada detikcom, di sela-sela pembangunan tenda di kawasan Gor Swecapura, Rabu (29/11/2017).
Video 20Detik: Gunung Agung Erupsi, Pengungsi Masih Nekat ke Wilayah Zona BahayaBPBD Klungkung menyediakan 14 tenda yang terdiri dari tenda posko dan tenda famili. 7 Tenda posko diletakkan di depan gedung GOR Swecapura. Sementara untuk tenda famili yang lebih kecil diletakkan di samping gedung GOR. Tenda-tenda tersebut merupakan sumbangan dari BNPB, BPBD, Kabupaten/Kota Klungkung dan Kementrian Sosial (Kemensos).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Widiada, GOR Swecapura sedianya bisa menampung 3000 orang. Namun lantaran permintaan pengungsi untuk membuka tenda, maka BPBD Klungkung pun melayani.
"Mereka beralasan di dalam panas dan pengap. Jadi minatnya di lapangan saja buat tenda," tambahnya.
Nyoman Wenten (54) pengungsi dari Karangsari, Kecamatan Selat mengaku lebih nyaman tinggal di tenda dibandingkan di dalam gedung. Sejak evakuasi yang pertama pada bulan September lalu, dirinya bersama dengan keluarga juga memilih tinggal di tenda.
"Biar tidak merasa jadi pengungsian. Kayak kita lagi camping saja. Selain itu di dalam panas dan pengap. Kalau di luar kan udara segar kita rasakan terus," tambahnya. (asp/asp)