"Kalau pengungsi sampai 70 ribu orang, kami memerlukan dukungan logistik beras 25 ton per hari, uang lauk-pauk Rp 10 ribu per kepala per hari. Kalau 70 ribu orang, berarti Rp 700 juta per hari," ujar Pastika.
Pernyataan tersebut disampaikan Pastika lewat video conference terkait koordinasi penanganan erupsi Gunung Agung, Selasa (28/11/2017). Acara ini dipimpin Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dari ruang Command Center Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pastika menjelaskan, ada 22 desa yang terdampak erupsi Gunung Agung. Sebanyak 40 ribu dari sekitar 70 ribu orang sudah berada di pengungsian yang tersebar di 217 titik di semua kabupaten di Bali. Pengungsi terbanyak berada di wilayah Karangasem.
Pastika mengatakan saat ini para pengungsi sudah berdatangan. Jika pengungsi nantinya mencapai 70 ribu orang, pihaknya butuh dukungan logistik dan peralatan tambahan berupa tenda, matras, selimut, dan peralatan masak. Pihaknya juga masih berupaya membangun MCK darurat.
"Masih diperlukan juga alat-alat water treatment karena sungai-sungai menjadi keruh dan air hujan tidak bisa diminum karena mengandung debu. Maka kami butuh water treatment, tandon air, dan mobil tangki. Kami butuh dukungan BBM 1 ton per hari," ujarnya.
Selain itu, lanjut Pastika, pihaknya butuh dukungan kira-kira 60 bus per hari selama 1 minggu untuk membawa penumpang tujuan Surabaya atau Jakarta. "Kalau mungkin, kita juga butuh satu kapal angkutan dari Tanjung Benoa ke Surabaya," ujarnya.
Pastika juga menyampaikan, hingga kini Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih ditutup, sementara Pelabuhan Gilimanuk masih beroperasi seperti biasa meski mereka mewaspadai gelombang tinggi. (hri/nkn)