Pengamanan Pilkada Serentak Melibatkan Tokoh Adat dan Ormas

Pengamanan Pilkada Serentak Melibatkan Tokoh Adat dan Ormas

Dwi Andayani - detikNews
Selasa, 28 Nov 2017 18:38 WIB
Ilustrasi Pengamanan Pilkada (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menanggapi usulan dana pengamanan pilkada yang mencapai Rp 2,71 triliun. Pengamanan pilkada melibatkan banyak stakeholder.

"Saya kira protap kepolisian sudah ada, protap BIN juga sudah ada, Kemendagri sudah ada," ujar Tjahjo di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (27/11/2017).


Tjahjo mengatakan konsolidasi demokrasi politik tidak bisa diukur dengan uang. Karena itu, dana yang diusulkan Polri untuk pengamanan Pilkada Serentak 2018 tidak bisa dibilang kurang atau tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk konsolidasi demokrasi politik itu tidak bisa diukur dengan uang. Kita nggak bisa diukur apakah jumlah itu kurang atau tidak, kalau tingkat kerawanannya yang tadi digambarkan oleh Bawaslu biar diredam, semakin sedikit," tutur Tjahjo.


Ia mengatakan tugas Polri menjaga kondisi tetap stabil sehingga KPU dan Bawaslu dapat menjalankan tugas. Tjahjo juga menyebut biaya keamanan tidak hanya dilihat melalui satu institusi, tapi juga lewat banyak lembaga yang terlibat.

"Jadi biaya keamanan jangan hanya dilihat untuk satu lembaga, tidak. Ini menyangkut kalau ada perbantuan TNI, menyangkut Satpol PP-nya, melibatkan masyarakat, tokoh adat, agama, 3.216 ormas terdata di negara kita juga harus dilihat secara jernih," tegas dia. (elz/elz)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads