Dari foto yang dikirimkan Menteri ESDM Ignasius Jonan, tampak lontaran batu di udara. Foto itu, menurut Jonan, diambil dari Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 13.40 Wita, Selasa (28/11/2017).
Pejabat Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho sebelumnya menyebut potensi letusan Gunung Agung yang lebih besar segera terjadi. Potensi ini teramati dari peningkatan status Gunung Agung dari Siaga menjadi Awas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Erupsi disertai erupsi eksplosif dengan suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak. Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi," kata Sutopo dalam jumpa pers, Senin (27/11).
Terkait status Awas Gunung Agung, BNPB menetapkan tiga lokasi rawan bencana:
- Kawasan Rawan Bencana III: Bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu.
Desa yang masuk kawasan ini adalah Desa Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Duda Utara, Amertha Buana, dan Desa Sebudi.
- Kawasan Rawan Bencana II: Bahaya dari awan panas, aliran lava, lahar, lontaran material, dan batu pijar.
Desa yang masuk kawasan ini adalah Desa Sebudi, Jungutan, Duda Timur, Sibetan, Macang, Budakeling, Bebandem, Ban, Tianyar, Sukadana, Baturinggit, Kubu, Dukuh, Tulamben, Peringsari, Muncan, Selat, Ababi, dan Desa Menanga.
-Kawasan Rawan Bencana I: Bahaya dari landaan lahar dan kemungkinan perluasan awan panas.
Kawasan ini mencakup daerah-daerah sekitar sungai-sungai yang berhulu dari Gunung Agung. (fdn/tor)