"Saya kira itu terlalu berlebihan. Kita sebelum berbicara sebaiknya introspeksi, kita lihat kalau mengatakan Demokrat outsourcing apakah kita sendiri sudah mengusung kader?" kata Waketum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (27/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurhayati meminta tidak saling mengomentari soal pilihan partai pada Pilgub Jawa Timur dan menghargai proses demokrasi yang sedang terjadi. Pencalonan kader parpol lain dianggap sebagai hal biasa dalam politik.
"Saya kira kader kita kemudian dicalonkan jadi diambil yang lain itu juga hal yang biasa," ucapnya.
Jika pun kader berpindah ke partai lain, Nurhayati berharap tidak ada saling menyalahkan dan tidak menyalahkan partai yang menerima.
"Tidak perlu, kalau ada kebetulan kadernya pindah ya jangan menyalahkan orang lain. Kadernya mau tapi jangan kemudian menyalahkan yang ngambil. Kalau tidak ada kesempatan kan tak mungkin itu terjadi," jelasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono menerapkan politik outsourcing.
"Saya sudah berikan tanggapan resmi, dan itu bagaimana Bapak SBY menerapkan politik outsourcing," kata Hasto.
Meski begitu, kata Hasto, PDIP akan terus melakukan kaderisasi dan menciptakan seorang pemimpin. Namun setiap pemimpin juga harus memilih jalan sendiri.
"Kami tidak terpancing, tetap setia pada kaderisasi, karena itu menunjukkan trek seorang pemimpin. Setiap pemimpin itu memilih jalannya sendiri. Jadi itu tidak akan mengurangi niat kami untuk melatih orang dari dalam diri kami," ucap Hasto.
Hasto mengaku PDIP sudah memberikan sanksi kepada Emil Dardak karena maju dalam Pilgub Jawa Timur melalui PD. Namun sebelumnya, Hasto berkata Emil berkomunikasi dengan dirinya untuk menanyakan soal keseriusannya maju dalam Pilgub Jatim. (bag/bag)