"Kemungkinan terjadi letusan-letusan yang lebih besar dari sebelumnya sangat tinggi. Bahkan letusan sejak kemarin sudah disertai dengan letusan-letusan eksplosif. Terdengar dentuman dan getaran yang ada di sana sampai sejauh 12 km," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).
Dengan status Awas ini BNPB menetapkan radius aman bagi warga yakni 10 kilometer dari kawah gunung. Warga di 22 desa juga harus mengungsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lava penuh di kawah, dia dapat keluar dari lereng dan bisa menimbulkan awan panas. Aliran lava temperatur 1.200 derajat celcius. Lava kemungkinan bisa menuruni lereng tetapi bisa juga karena dorongan energi dari bawah dia dapat melontar vertikal ketika letusan eksplosif diikuti batu pijar, hujan batu," sambung Sutopo.
Sedangkan kawasan rawan bencana 1 menurut Sutopo terancam banjir lahar dingin. Dari laporan yang diterima BNPB pagi tadi, banjir lahar dingin terjadi di sejumlah tempat di Gunung Agung.
"Jadi material hasil erupsi, abu dan pasir dan sebagainya yang saat ini jumlahnya belum seberapa yang jatuh di sekitar lereng Gunung Agung. Karena hujan lebat maka terbawa aliran dan terjadi lahar hujan dan potensinya akan terus meningkat apalagi saat ini bali sudah memasuki musim hujan," terang Sutopo.
Terkait kondisi Gunung Agung, BNPB memperkirakan jumlah warga yang harus mengungsi mencapai 90 ribu-100 ribu. Namun sejak Sabtu (25/11) warga secara mandiri melakukan evakuasi.
"Jumlah data pengungsi masih dalam pendataan. Kemungkinan lebih dari 40 ribu sampai saat ini status tanggap darurat," ujar Sutopo.
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini