Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso menerangkan soal bahaya debu vulkanik ini dalam keterangannya, Senin (27/11/2017). Jika sampai debu vulkanik masuk ke komponen pesawat, akibatnya bisa fatal.
"Bila debu vulkanik masuk ke tabung pengukur kecepatan (plug tubes) pesawat, dapat menyebabkan kerusakan dan kekeliruan dalam membaca data dan kecepatan pesawat," jelas Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Debu vulkanik memiliki kontur tajam sehingga dapat menggores kaca kokpit saat pesawat terbang melaju dengan kecepatan di atas 500 mil/jam. Ini bisa menyebabkan pandangan pilot jadi sangat terbatas.
Debu vulkanik yang tersedot ke dalam mesin dapat merusak bilah turbin dan dapat meleleh karena suhu panas pada area mesin. Ini juga dapat merusak fungsi baling-baling pesawat turboprop dan mengganggu mesin jet pada pesawat turbofan ataupun komponen vital lain.
Saksikan video 20detik tentang dampak erupsi Gunung Agung di sini:
Debu vulkanik yang meleleh akan membeku pada bilah turbin, menggumpal dan melapisinya. Ini bisa menghalangi aliran udara normal dan menyebabkan mesin kehilangan tenaga atau mati.
Selain itu, gumpalan debu vulkanik dapat melapisi sistem sensor suhu bahan bakar pesawat. Hal ini akan membuat sensor tersebut memberikan indikator yang keliru, seolah mesin pada kondisi dingin. Pemakaian bahan bakar akan meningkat, menaikkan panas yang dapat merusak turbin, dan membuat mesin mati. (hri/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini