"Saya kira kita tidak perlu terlalu emosional menanggapi kicauan Dubes Inggris Moazzam Malik tentang kesenjangan yang dilihatnya di Papua. Kementerian Luar Negeri pun tidak perlu menegur yang bersangkutan," kata Martin kepada wartawan, Rabu (22/11/2017).
Martin mengatakan seharusnya Indonesia berterima kasih ada duta besar negara sahabat mengingatkan bahwa di Papua ada tantangan besar yang harus dihadapi, yaitu mengatasi kesenjangan. Menyuarakan masalah di Papua, dia melanjutkan, perlu terus dilakukan untuk menghilangkan keresahan sebagian besar orang di Papua bahwa mereka akan menjadi aborigin Australia di Papua 30-40 tahun mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Politikus Gerindra ini menuturkan pertemuan delegasi DPR RI dengan parlemen Serbia pada 11 Agustus 2017 lalu. Martin mengatakan parlemen Serbia dengan tegas mendukung NKRI, tapi meminta agar Pemerintah Indonesia memperhatikan dengan sungguh-sungguh suara-suara rakyat di Papua.
"Sebab isu kesenjangan inilah yang sering dilontarkan oleh negara-negara dan LSM-LSM asing yang selama ini mendukung pemisahan Papua dari NKRI," ulas Martin.
"Oleh karena itu, kami di Komisi I sebenarnya berterima kasih bahwa Dubes Inggris ini telah mengingatkan kita bahwa tugas mensejahterakan rakyat Papua, termasuk mengatasi kesenjangannya, harus menjadi perhatian kita di tahun-tahun mendatang," pungkasnya. (tor/aik)