"Oh, nggak (memfilter). Menyeimbangkan, begitu lo. Yang salah jadi seimbang," ucap Rudiantara di gedung Kemenko Pulhukam, Jalan Merdeka Barat, Senin (20/11/2017)
Rudiantara menilai harus ada keberimbangan informasi di masyarakat antara soal kelompok kriminal bersenjata dan pembangunan infrastruktur di Papua. Rudi memandang, karena penyanderaan itu, informasi soal pembangunan di Papua seolah-olah terhenti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Rudiantara, sederet pembangunan itu merupakan keberhasilan pemerintah. Namun pembangunan itu seolah tertutupi dengan penyanderaan oleh KKB.
"Itu sendiri sebetulnya keberhasilan kita sama-sama membangun, keberhasilan Papua. Hanya karena kemarin (kelompok kriminal bersenjata) seolah-olah ditiadakan (informasi pembangunan). Jadi usaha untuk membangun komunikasi di Papua itu digencarkan lagi," ujarnya.
Sayangnya, Rudiantara belum mau menjelaskan lebih jauh soal konsep Operasi Opini itu. Dia memprediksi bisa saja melalui media sosial atau produk jurnalistik seperti media online atau cetak.
"Operasi Opini itu bisa berbagai cara, ya. Medianya bisa media cetak online, medsos, tentunya dengan berbagai media," imbuhnya.
Rudiantara juga membantah bila dikatakan operasi itu akan menutup otomatis situs online atau akun media sosial yang berbau 'Kemerdekaan Papua'. Kominfo, kata Rudiantara, akan mengacu pada UU Pers dan Dewan Pers.
"Jadi begini, media itu katakanlah media online atau cetak. Kalau itu produk jurnalistik, kami mengacu pada UU Pers dan jelas dan acuannya adalah mitra saya Dewan Pers, begitu saja," pungkasnya. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini