Den Haag - Hasil akhir referendum menunjukkan mayoritas rakyat Belanda menolak Konstitusi Eropa. Inggris menilai hasil ini memunculkan pertanyaan mengenai masa depan Uni Eropa.Suara rakyat Belanda yang menolak menurut hasil definitif mencapai 61,6 persen, sedangkan yang menerima cuma 38,4 persen. Hasil ini tidak bergeser jauh dari
exit poll yang sebelumnya menunjukkan 61,8 persen menolak dan 38,2 persen menerima.Atas hasil ini, parlemen Belanda yang dijadwalkan akan menggelar sidang hari ini, Kamis 2/6/2005, menyatakan tidak akan mengambil keputusan apapun tentang Konstitusi Eropa. Konsekuensi lainnya, kabinet pimpinan PM JP Balkenende akan menarik ratifikasi tentang konstitusi.Beberapa pemimpin Eropa, seperti dikutip televisi NOS Rabu malam, menyatakan kecewa atas hasil di Belanda yang notabene salah satu negeri perintis Uni Eropa. Namun demikian Kanselir Jerman Schreuder dan Presiden Prancis Jacques Chirac mengharapkan negara-negara lain tetap meneruskan ratifikasi konstitusi tersebut. Schreuder mengatakan bahwa setiap negara anggota UE punya hak dan kewajiban untuk menyampaikan pendapatnya. "Saya yakin bahwa kita memerlukan konstitusi jika kita memang menginginkan Eropa yang demokratis, sosial dan kuat,'' kata Schreuder.Menurut Schreuder, krisis seputar proses ratifikasi Konstitusi Eropa tidak boleh menyebabkan krisis lebih besar di Eropa. Dia mengakui bahwa banyak rakyat Eropa ragu apakah Eropa mampu menjawab 'masalah mendesak di era sekarang ini'. Jerman sendiri telah meratifikasi konstitusi tersebut pekan lalu, tanpa melalui referendum. Menurut polling, jika referendum digelar 52 persen rakyat Jerman akan menolak.Sedangkan Chirac menilai, hasil referendum itu menerjemahkan harapan kuat, pertanyaan dan kecemasan mengenai perkembangan agenda Eropa. "Setelah 11 negara menggelar referendum, kini giliran negara anggota UE lainnya untuk menyatakan pendapat," kata Chirac, yang rakyatnya juga telah lebih dulu menolak.Menurut Chirac masih ada waktu untuk merenungkan dan menganalisis akibat hasil referendum di Prancis dan Belanda terhadap UE. Hal itu dapat dilakukan pada konferensi puncak Dewan Eropa di Brussel pada 16-17/6/2005 mendatang.Sementara itu Inggris melalui Menlu Jack Straw, menilai hasil referendum di Belanda itu memunculkan pertanyaan mendasar mengenai masa depan UE. Straw tidak menjamin apakah Inggris masih tetap akan meneruskan rencana menggelar referendum soal Konstitusi Eropa. Sejumlah grup yang melobi untuk pro konstitusi, memperkirakan bahwa referendum di Inggris mungkin tidak jadi digelar.
(es/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini