Andi menyoroti soal kasus dugaan korupsi e-KTP yang menyeret nama Setya Novanto. Setelah Novanto sempat 'menghilang' hingga kini berstatus sebagai tahanan, suara soal pergantiannya dari posisi Ketum Golkar pun mulai terdengar.
"Saya kira jalan yang paling baik untuk semuanya adalah mencari alternatif seperti apa yang diusulkan Pak Jusuf Kalla, senior-senior, seperti Pak Ginanjar Kartasasmita, kemarin Dedi Mulyadi menyampaikan perlu ada penyelamatan partai," ujar Andi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"DPD Lampung mengatakan tidak perlu ada pergantian ketum. Maka perlu ada konsensus karena kita perlu cepat me-recovery diri. Karena Golkar nggak boleh terus-menerus menjustifikasi bahwa kami tidak berpengaruh besar terhadap figur pemimpin," tuturnya.
Meski sistem Partai Golkar sudah diakui kuat, menurut Andi, figur pimpinan juga sangat berpengaruh. Dia juga mengingatkan soal tagline Golkar yang terus-menerus digaungkan selama ini, yaitu 'jaya, bangkit, dan menang'.
"Oke sistemnya baik, misalnya nggak ada (kasus) Pak Setya Novanto pun nggak masalah karena secara sistem udah jalan. Secara mekanisme organisasi memang nggak masalah, tapi apakah kita sebagai institusi tidak memikirkan market share kita? Konstituen kita," tutur Andi.
Untuk itu, menurutnya, figur pimpinan harus menjadi perhatian lebih di tubuh Golkar. Partai berlambang pohon beringin ini, disebut Andi, harus menjadi partai yang memiliki 2 napas, yaitu partai dengan representasi iklim demokrasi baik dan memiliki figur anti-korupsi.
Hal tersebut mengingat Golkar selama ini selalu diidentikkan dengan Orde Baru, yang dikenal akan stigma anti-demokrasi dan penuh KKN. Jadi, menurut Andi, Golkar harus berusaha bangkit dengan menunjukkan lepas dari dua hal itu.
"Harus menjadi partai yang punya napas 2. Pertama adalah yang betul-betul bisa menjadi representasi iklim demokrasi yang baik di Indonesia. Kedua figur yang relatif jauh dari KKN," ujar dia.
Diskusi Perspektif Indonesia. (Screenshot Facebook Smart FM) |
Sebelumnya diberitakan, Wapres JK bereaksi keras menyusul menghilangnya Setya Novanto di tengah kejaran KPK semalam. Menurut Ketum Golkar periode 2004-2009 itu, Golkar harus segera menggelar musyawarah nasional luar biasa untuk mencari pengganti Novanto sebagai Ketum Golkar.
"Ya, itu tergantung Golkar-lah. Tapi harus segera. Harus ada yang pimpin Golkar. Harus segera. Kalau tidak, masak kapten menghilang tidak diganti kaptennya? Masak menghilang. Harus ada pemimpin baru yang muncul," tegas JK, Kamis (16/11). (elz/tor)












































Diskusi Perspektif Indonesia. (Screenshot Facebook Smart FM)