Pada kesempatan itu, ada seorang nenek tua bernama Parti berusia 72 tahun yang mengeluhkan kondisi kehidupannya pada Ganjar Pranowo. Nenek ini mengaku hidup sebatang kara dan serba kekurangan.
Parti merupakan salah satu pemegang Kartu Jateng Sejahtera (KJS). Dengan sabar, Ganjar pun bertanya dan mendengarkan dengan seksama cerita Parti.
"Kulo urip piyambak pak, mboten saget kerjo wong pun mboten saget ningali," ujar Parti dengan bahasa Jawa seperti dalam keterangan tertulis Pemprov Jateng, Kamis (16/11/2017).
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Parti mengatakan jika hidup sendirian dan tak bisa bekerja karena sudah tak mampu lagi melihat. Pada Ganjar, Parti mengaku jika hidupnya saat ini hanya mengandalkan uluran tangan para tetangganya.
Ia pun menceritakan jika mau masak pun tak memiliki alat atau bahan makanan yang akan di masak.
"Nek mboten enten seng maringi kulo nggeh poso (Kalau tidak ada yang ngasih ya saya puasa)," ujarnya lirih.
Sembari bersimpuh di hadapan Parti, Ganjar mengatakan akan membantu dan menegaskan bahwa tak boleh ada warganya yang kelaparan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendengar hal itu, Parti justru spontan menyebutkan barang yang menurutnya sangat dibutuhkan. "Kecap juga yo pak," ujarnya.
Jelas saja, ucapan spontan Parti itu membuat Ganjar dan ratusan orang yang hadir tertawa. Ganjar pun mengiyakan apa yang diiinginkan Parti.
Suasana akrab memang selalu tampak dalam setiap kunjungan kerja Ganjar ke berbagai daerah. Pada setiap kesempatan itu, Ganjar selalu memanfaatkannya untuk mendengarkan keluhan dan juga permintaan dari para warganya.
Mendengar cerita Parti, Ganjar mengatakan jika kemungkinan kisah itu juga terjadi di daerah lain. Sebab itu ia meminta aparat pemerintah khususnya TKSK dan Lurah/Kepala Desa untuk memberikan perhatian serius pada seluruh warganya. Sehingga jika ada warga yang membutuhkan ungkapnya bisa segera dilakukan tindakan.
Ganjar menegaskan, pihaknya saat ini terus meminta dilakukan keroyokan dalam pengentasan kemiskinan. Baik oleh pemerintah, masyarakat dan juga perusahaaan melalui dana bantuan sosial.
"Semua harus gotong royong, CSR perusahaan bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah seperti ini. Tidak boleh lagi ada warga Jateng yang kelaparan," tandasnya. (ega/nwy)