Geliat PKL Handphone di RTH Jembatan Ampera

Geliat PKL Handphone di RTH Jembatan Ampera

Raja Adil Siregar - detikNews
Kamis, 16 Nov 2017 09:27 WIB
Palembang - Palembang punya Jembatan Ampera yang sangat melegenda, jembatan ini menjadi penghubung antara Seberang Ulu dan Ilir. Bagi yang sering mengunjunginya, ada cerita unik tentang 'Counter Nomaden' dibawah jembatan bersejarah ini.

Sejak dibangun taman bermain dan ruang terbuka hijau (RTH) oleh Pemkot Palembang sekitar 7 tahun lalu, taman ini mulai dipenuhi penjual handphone dan aksesorisnya. Setiap sudut taman terdapat pedagang yang menawarkan handphone berbagai merek.
Geliat PKL Handphone di RTH Jembatan Ampera

Untuk pembeli, pedagang banyak mengandalkan masyarakat yang datang dari luar daerah melalui perairan sungai Musi dan berbelanja di Pasar 16 Ilir. Alasanya, di daerah sulit mendapatkan handphone bekas dengan kualitas yang masih baik.

"Kalau langganan kami itu banyak yang datang dari jalur (luar daerah), mereka sengaja mencari handphone di sini karena harga murah. Selain itu juga mereka sekalian mau belanja di pasar," kata salah seorang pemilik 'Counter Nomaden', Riyan, saat ditemui detikcom, Kamis (16/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riyan mengaku saat musim panen ikan dan perkebunan, dirinya mampu meraup keuntungan hingga Rp 5 juta/hari. Tetapi saat musim peceklik, dirinya hanya mendapat keuntungan sekitar Rp 5 - 10 juta/bulan, keuntungan ini sudah dipotong biaya kebersihan dan keamanan di lokasi tempat jualan.

Sebelum pindah berdagang di bawah jembatan Ampera, mayoritas pedagang mengaku adalah pindahan dari mal yang ada di kota Palembang. Saat kondisi mal mulai sepi peminat, mereka berbondong-bondong pindah ke lokasi yang tepat berada di depan Pasar 16 Ilir ini.

"Dulu kami itu rata-rata buka toko di mal, tapi peminat handphone di mal sudah menurun, terutama untuk hp second (bekas). Biaya sewa lapak juga di sana mahal, kadang untung pas-pasan," sambung pria berambut panjang ini.
Geliat PKL Handphone di RTH Jembatan Ampera

"Yang kami sediakan juga hanya hp second, tapi kalau ada langganan biasa kami sediakan juga hp yang baru. Tergantung sama pesanan mereka hp apa," sambungnya lagi.

Bermodalkan meja merah berukuran 1 x 1 meter, pedagang mulai membuka lapak untuk memajang handphone sejak Pukul 07.00 WIB. Saat meja terbentang, tawar-menawar mulai terjadi antara pedagang dengan pembeli.

Masyarakat yang lalu lalang usai berbelanja dan akan pulang ke daerah melalui dermaga Benteng Kuto Besak dan Ampera, terlihat singgah dan melihat handphone yang dipajang. Jika sesuai selera, mereka akan langsung membayarnya.

Saat matahari mulai terbenam disebelah barat jembatan Ampera, pedagang mulai melipat "meja ajaib" yang telah dipajang seharian. Bergegas merapikan dagangan dan pulang dengan membawa keuntungan hasil dari penjualan. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads