Di Eropa, kata dia, aksi WO biasa dilakukan di arena konser ketika penonton tak puas atau di gedung bioskop. Akan menjadi persoalan ketika itu dibesar-besarkan.
Dia meminta maaf jika ternyata walkout tersebut tidak sesuai dengan budaya ketimuran. Namun dia tak menyesal melakukan hal tersebut. Dia juga tak memiliki rencana meminta maaf kepada Anies Baswedan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, kata Ananda, dia keluar dari ruangan dengan cara yang sangat sopan. Dia pamit kepada teman di sampingnya, yang juga salah satu ketua alumni Kanisius, kemudian berjalan pelan dalam gelap. Namun, karena dia duduk di barisan depan, sementara pintu keluar ada jauh di belakang, aksinya diketahui banyak orang.
Namun dia menegaskan tak ada kehebohan saat dia keluar dari ruangan. Bahkan di luar ruangan juga tak melakukan aksi demonstrasi atau protes. Ananda dan teman-temannya yang di luar ruangan hanya makan sejumlah sajian yang disediakan dan berswafoto.
"Yang bilang itu (WO) sampai heboh, ada sampai naik ke kursi-kursi, itu tidak benar," tegas dia.
Dia pun menyesalkan aksi WO tersebut kemudian 'digoreng' dan heboh di media sosial. Setelah aksi WO ini bikin heboh, Ananda berharap suatu saat dipertemukan dengan Anies.
Pianis dan komponis ternama kelahiran Jakarta pada 1968 itu tak akan meminta ketemu dengan Anies. Namun, bila bertemu, dia berharap bisa bicara empat mata terkait aksi WO tersebut.
(erd/erd)