"Walau kami dari keluarga kurang mampu, Puji Tuhan anak kami meraih juara karate junior tingkat Internasional di Belgia," kata ayah Bufon, Tohap Sinaga dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (15/11/2014).
![]() |
Bufon adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Walau keluarganya dari kalangan ekonomi kelas bawah, namun bocah berdarah Batak itu gigih dalam meraih prestasinya bidang olahraga karate.
Kesehariannya, Tohap Sinaga dan ibunya Judiar Simbolon (47) hanya membuka warung minuman kecil. Warung kecil terbuat dari papan bekas itu menjadi tempat tinggal keseharian Bufon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selaku orang tua, kabar gembira anaknya mewakili Indonesia dikancah internasional, menjadi kebanggaan tersendiri. Terlebih, ketika Bufon menoreh prestasi juara I internasional, membuat orang tuanya bangga.
"Jujur saya katakan, ketika dikabarkan anak saya juara satu internasional, air mata saya menetes. Walau kami orang susah, tapi anak kami bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia ini," kata Tohap Sinaga.
Tohap mengaku, dua bulan terakhir warung miliknya sepi. Ini karena warung yang sama bermunculan di sekitar rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Tohap banting stir untuk menjadi agen bus tujuan Perawang ke Medan.
"Ya sekarang saya jadi agen bus untuk nambah penghasilan," kata Tohap.
Hari ini, Tohap bersama istrinya dari Perawang akan menuju ke Pekanbaru. Dia akan menyambut anaknya di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II sepulang dari Belgia.Kendaraan yang digunakan, difasilitasi oleh Pemkab Siak.
"Nanti kami ke Pekanbaru difasilitasi kendaraan oleh Bupati Siak (Syamsuar). Nanti sorenya setelah menjemput Bufon kami pulang lagi ke Perawang," kata Tohap. (asp/asp)