Kasus Paus Terdampar, LIPI: RI Harus Punya Peneliti Khusus Mamalia

Kasus Paus Terdampar, LIPI: RI Harus Punya Peneliti Khusus Mamalia

Mochamad Zhacky - detikNews
Rabu, 15 Nov 2017 07:50 WIB
Paus terdampar di pantai Aceh Besar (Foto: REUTERS/Oviyandi Emnur)
Jakarta - Jakarta - Sejak Mei sampai pertengahan November 2017 ada sejumlah peristiwa paus terdampar di perairan Indonesia. Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI Augy Syahailatua berharap ada peneliti Indonesia yang memiliki pengetahuan mendalam tentang mamalia laut, salah satunya paus.

"Dari beberapa kasus terdamparnya paus di Indonesia, maka sudah waktunya Indonesia harus memiliki peneliti-peneliti yang menekuni mamalia laut (paus, dugong, dan lain-lain) atau cetacean secara umum," ujar Augy saat dimintai tanggapan detikcom, Selasa (14/11/2017) malam.


Setidaknya ada 3 peristiwa paus terdampar. Pertama, bangkai paus sepanjang 23 meter yang terdampar di perairan Maluku, kedua bangkai paus di pantai Yeh Kuning, Jembrana, Bali, Mei lalu. Terkini, 10 paus jenis sperma ditemukan terdampar di pantai Aceh Besar pada Senin (13/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus peristiwa di Aceh Besar, menurut Augy perlu diteliti soal jalur migrasi. Apakah perairan pantai Aceh Besar merupakan salah satu jalur migrasi paus.

"Ini yang perlu dipelajari. Dari rekam jejak dapat diketahui. Apakah lokasi atau pantai Aceh merupakan jalur migrasi paus? Kalau ya, apakah ada perubahan signifikan dari kondisi lingkungan di sekitarnya? Saya tidak punya informasi ini," pungkasnya.


Sebelumnya, 4 dari 10 paus sperma yang terdampar di pantai Aceh Besar pada Senin (13/11/2017) mati. Beberapa ekor lainnya berhasil ditarik ke tengah laut oleh warga sekitar. (zak/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads