"Dari beberapa kasus terdamparnya paus di Indonesia, maka sudah waktunya Indonesia harus memiliki peneliti-peneliti yang menekuni mamalia laut (paus, dugong, dan lain-lain) atau cetacean secara umum," ujar Augy saat dimintai tanggapan detikcom, Selasa (14/11/2017) malam.
Setidaknya ada 3 peristiwa paus terdampar. Pertama, bangkai paus sepanjang 23 meter yang terdampar di perairan Maluku, kedua bangkai paus di pantai Yeh Kuning, Jembrana, Bali, Mei lalu. Terkini, 10 paus jenis sperma ditemukan terdampar di pantai Aceh Besar pada Senin (13/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini yang perlu dipelajari. Dari rekam jejak dapat diketahui. Apakah lokasi atau pantai Aceh merupakan jalur migrasi paus? Kalau ya, apakah ada perubahan signifikan dari kondisi lingkungan di sekitarnya? Saya tidak punya informasi ini," pungkasnya.
Sebelumnya, 4 dari 10 paus sperma yang terdampar di pantai Aceh Besar pada Senin (13/11/2017) mati. Beberapa ekor lainnya berhasil ditarik ke tengah laut oleh warga sekitar. (zak/hri)











































