Miris! Ada SD Negeri di Banten yang Bubar Bila Hujan Datang

Miris! Ada SD Negeri di Banten yang Bubar Bila Hujan Datang

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Selasa, 14 Nov 2017 09:45 WIB
Kondisi SD Negeri Citasuk 2, Serang, Banten, memprihatinkan. (bahtiar/detikcom)
Serang - SD negeri memprihatinkan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, masih kerap ditemui. Salah satunya di Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang.

Nama sekolah ini adalah SD Negeri Citasuk 2. Satu lingkungan atap dengan dengan SMPN 4 Padarincang dan tepatnya di daerah perbukitan. Akses jalan ke sekolah di Kampung Wangun ini juga memprihatinkan. Berasarkan informasi, jalan dibuka pada 2015 hasil dari bantuan TNI dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

Salah satu guru sekolah tersebut, Nurhani (25), bercerita sekolah ini memang diperuntukkan bagi warga di desa yang lokasinya di perbukitan Padarincang. Ada total 152 murid di sekolah ini dan, bila kondisi seperti hujan besar atau angin, sekolah terpaksa membubarkan murid untuk pulang dan diungsikan.
Miris! Ada SD Negeri di Banten yang Bubar Bila Hujan Datang

"Kita ini riskan, dalam cuaca angin, hujan riskan, ada angin hujan gede, kita pulangin saja daripada berbahaya kan. Daripada taruhannya nyawa," kata Nurhani kepada wartawan di lokasi, Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (14/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Alasan pembubaran ini adalah guru-guru memang takut terhadap bangunan sekolah yang rusak. Bahkan, di ruangan kelas I, dulunya adalah gudang, lantainya hanya ditutup terpal bekas, dan tanpa plafon atau langit-langit.

"Kalau bisa dilihat dari atas, sudah masyaallah ini," katanya, yang kesulitan menggambarkan kondisi sekolah.

Bahkan setiap hari, di tengah kegiatan belajar-mengajar, guru dan siswa sering mendengar suara 'gubrak' dari ruangan sebelah atau belakang sekolah. Suara ini dimafhumi, menurut Nurhani, sebagai bagian dari langit-langit yang runtuh ke lantai di ruangan kelas yang saat ini dibiarkan terbengkalai.
Miris! Ada SD Negeri di Banten yang Bubar Bila Hujan Datang

"Genting ada satu dua mah, reng-rengan juga pada jatuh. Kalau belakang biasa roboh, (suara) 'prak' aja, dicuekin aja," ucapnya.

Meskipun begitu, lanjutnya, di sekolah ini tidak pernah ada korban jiwa murid yang terluka karena bangunan atau atap yang roboh. Sebab, jika ada angin yang terlalu besar atau hujan mulai gemuruh, siswa semua dipulangkan demi keselamatan.

"Paling ngungsi, (kalau) nggak parah banget ke kantor," ujarnya. (bri/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads