"Indonesia termasuk negara yang berperan aktif. Ini bagian penting bagi diplomasi kita di dunia internasional," ujar Fadli di Wina, Austria, Sabtu (11/11/2017).
Menurutnya, pertemuan di konferensi UNCAC berjalan produktif. Hal ini sekaligus mendorong pencapaian SGDs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) nomor 16 tentang pemerintahan dan parlemen yang bersih dari korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus parlemen, realisasi SDGs nomor 16 ini yang diperlukan," tambahnya.
Ke depan, menurutnya, definisi korupsi semakin meluas dan di satu sisi semua pihak harus mengerti dengan arti korupsi. Selama ini, pemahaman korupsi menurutnya hanya sebatas penyalahgunaan uang negara atau publik yang disalahgunakan.
"Tapi, kami mendukung menuju pemerintahan bersih dan langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi," kata Fadli. (bri/dkp)