"Tari Tor-tor jadi nostalgia karena dulu waktu SD di PSKD suasannya seperti ini. Tari Tor-tor, teman-teman banyak yang dari pulau. Temen banyak dari Batak dan banyak yang jadi jemaat HKBP. Ini seperti reunian," katanya di Jalan Kesatriaan No 13, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (11/11/2017).
Memori itu makin terasa karena suasana peresmian yang kental dengan nuansa Batak. Pakaian yang dipakai para jemaat dan lagu-lagu yang diputar membawanya pada memori masa kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Sandiaga tiba menggunakan setelan jas rapi. Setibanya di lokasi, musik Batak menyambutnya.
Sandiaga juga sempat bicara soal keberagaman pada saat memberi pidato sambutan. Dia meminta seluruh jemaat bisa berkontribusi pada pembangunan Jakarta dan negara.
"Keberagaman harus kita jaga harus dijadikan modal dalam membangun masyarakat sekitar, pada akhirnya dapat berkontribusi bagi pembangunan Jakarta dan negara kita," ujarnya.
Tak lama memberi sambutan, Sandiaga menandatangani batu peresmian gereja. Sebelum meninggalkan lokasi peresmian, Sandi sempat dihadiahi kain ulos yang merupakan kain khas suku Batak.
Sempat ada kejadian menarik ketika seorang anak perempuan memberikan Sandiaga sekeping CD berisi kompilasi lagu gereja. Sandi berterima kasih dan memuji anak tersebut. Dia juga mengecup kening anak perempuan bergaun merah itu.
"Terima kasih, pinter amat kamu," ujar Sandiaga. (jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini