Kesaksian itu diungkapkan oleh seorang penjual es campur bernama Yama (55) yang berjualan di dekat klinik Azzahra Medical Centre, Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (10/11/2017). Yama menyebut dr Helmi berada di depan klinik selama 30 menit.
"Kemarin sempet lihat dia (dr Helmi) datang naik ojek trus masuk ke dalam klinik. Ada setengah jam sampai tiba-tiba orang pada lari keluar semua," kata Yama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada itu bunyi tembakan 5 sampai 7 kali, trus ada yang teriak sampe orang-orang dari dalem klinik berlarian. Cuma si dianya (dr Helmi) jalannya santai terus pergi naik ojek," tuturnya.
Keterangan serupa juga disampaikan pemilik biro perjalanan Travel Haji dan Umroh Argamas Wisata, Syaugi Rusdi (30). Saat kejadian, dia ditelpon salah seorang karyawannya untuk segera datang.
"Karyawan saya telepon suaranya panik sambil nangis, dia bilang kalau di klinik ada bunyi tembakan dan yang meninggal dr Letty. Setelah sampai ternyata orang-orang sudah ramai kumpul dan benar yang meninggal dr Letty," kata Syaugi kepada wartawan.
Syaugi sempat memberanikan diri untuk masuk ke klinik untuk mencari tahu kejadian apa yang terjadi. Tak lama dia melihat tubuh dr Letty yang sudah tergeletak dan bersimbah darah.
Namun, Syaugi tak melihat ketika pelaku yang menembak dr Letty. Tak berselang lama polisi tiba dan mengecek lokasi kejadian.
"Kalau pelakunya tidak lihat, enggak lama polisi datang," imbuhnya.
dr Letty tewas ditembak suaminya, dr Ryan Helmi, sebanyak 6 kali saat sedang berpraktik di Azzahra Medical Center, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (10/11) sekitar pukul 14.30 WIB.
Penembakan tersebut dipicu gugatan cerai yang diajukan Letty. Letty merasa tidak kuat atas kekerasan yang dilakukan suaminya itu hingga akhirnya menggugat cerai.
Saksikan video 20detik tentang pandangan psikolog mengenai tewasnya dr Letty di sini:
[Gambas:Video 20detik]
(adf/imk)