Menurutnya, banyak masyarakat sampai saat ini masih terbelah lantaran pilkada, baik yang sudah lewat maupun yang akan berlangsung beberapa waktu mendatang. Hal tersebut diungkapkan Zulkifli saat menghadiri pelantikan pengurus Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) di Mangga Dua Square, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
"Kita jangan ribut gara-gara Pilkada. Pilkada itu setiap 5 tahun ganti, dan Pilkada itu bukan lawan kita Belanda. Tapi adu konsep adu gagasan antar kita. Bukan lainnya," tegas Zulkifli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kalau enggak bagus 5 tahun bisa dipilih lagi. Bahkan ada apes ada yang sial. Baru setahun kena KPK sudah ganti lagi. Makanya kita jangan mau diadu karena Pilkada, atau karena hal lain," ungkap Zulkifli.
Pada kesempatan tersebut, dia menyebut di Indonesia saat ini banyak diliputi kesalahpahaman. Masyarakat mudah tersulut sehingga mudah untuk saling menghujat. Bahkan saling melaporkan ke penegak hukum.
"Tapi akhir-akhir ini marak kesalahpahaman, terjadi di sana sini salah paham. Saling melapor, saling menghujat, saling menista. Saya ajak sebagai Ketua MPR untuk meluruskan kembali, kalau ada Merah Putih kita yang tercabik-cabik kita buat utuh kembali, persatuan kita buat kokoh kembali. Nah saya minta INTI jadi pelopor bersama kita. Untuk merajut kembali persamaan dan persatuan, menjahit kembali Merah Putih yang agak koyak itu," tutur Zulkifli.
Menurutnya, persoalan perbedaan sudah tak perlu lagi jadi persoalan yang memecah belah keutuhan Indonesia yang sudah 72 tahun merdeka. Apalagi menyoal perbedaan yang terkait SARA.
"Kita keluarga besar NKRI yang harus saling menyayangi, saling menghormati, saling mencintai. Kesepakatan telah selesai bulat 72 tahun lalu. Sudah sepakat apa saja latar belakangnya, sukunya, kelompoknya agamanya, daerahnya, sama. Namun kita berbeda-beda karena fakta kita memang berbeda-beda. Beragam tapi sudah sepakat 72 tahun lalu saling menghormati, saling menghargai," pungkas Zulkifli. (idr/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini