"Tidak ada manusia di dunia tidak bisa di-checks and balances. Kita akan terus memperjuangkan ini. Itu jalan panjang buat negeri kita. Tapi, kalau teman-teman bisa menyampaikan di YouTube-nya yang pengikutnya berapa juta itu tadi, bisa saja yang menonton tadi suatu saat menjadi pimpinan KPK atau juru bicara," ucap Saut di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).
"Tidak ada hal itu terjadi karena yang benar-benar besar. Bahkan dulu di Singapura pemimpinnya memaksa warganya tidak meludah sembarangan. Indonesia semua daerah sedang menggalakkan agar semua tidak membuang sampah sembarangan sama seperti yang buang ludah sembarangan," Saut menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia masih top-down. Kami berlima konsensus. Kami berlima sepakat siapa yang harus dipanggil duluan, siapa yang mau diambil duluan, siapa yang mau diperiksa duluan. Kami semua egaliter konsensus," tegasnya.
KPK juga sempat dikritisi oleh salah satu blogger yang hadir soal penanganan kasus korupsi yang sempat ramai diberitakan lamban. Saut menjelaskan ini karena KPK tidak sembarangan dalam menetapkan seseorang sebagai tersangka.
"Kita tidak sembarangan saat menetapkan tersangka pada seseorang. Mau menyeret seseorang ke pengadilan itu kita harus firmed. Ada minimal dua alat bukti. Kalaupun pengadilan membebaskan, kami tidak boleh memberhentikan pemeriksaan jika sudah memulainya," tegasnya.
Dalam acara ini, hadir YouTuber dan selebgram, seperti Ayudia Bing Slamet, Ditto Percussion, Attah Halilintar, dan Ninit Yunita Gloria Hamel. Mereka menyambut baik acara ini dan bangga bisa menjadi bagian dalam upaya pemberantasan korupsi oleh KPK.
"Kita senang banget KPK bisa mengundang kami. KPK kan mempunyai cita-cita memberantas korupsi. Sebagai keluarga, kita ingin cita-cita kita bisa membantu memberantas korupsi itu," ucap Ayudia dalam kesempatan sama. (nif/dhn)