"Saya sendiri sering mendengar secara normatif Indonesia dipandang sebagai negara yang punya modal nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini terus terang dilirik dunia karena peradaban global yang mengalami kerusakan, perseteruan antarbangsa ini memerlukan satu ideologi tengahan yang mempersatu. Nah, model Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dilirik," kata Din Syamsuddin saat menghadiri acara diskusi internasional bertema 'Indonesia dan Kepemimpinan dalam Dunia Islam' di kantor MUI, Jl Proklamasi No 51, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dunia sedang memerlukan itu, tentu keinginan-keinginan lain, seperti budaya kita sangat plural. Karena itu, MUI mulai bicara supaya kerja sama itu meningkat di masa depan," kata Din.
Dalam acara diskusi internasional, Din mengatakan Islam saat ini sedang menghadapi permasalahan besar, seperti kerusakan-kerusakan yang bersifat akumulatif. Dalam hal ini Indonesia bersama negara-negara lain bertanggung jawab untuk ikut menanggulanginya.
"Nah, apa yang perlu dilakukan Indonesia? Sebenarnya berangkat dari mandat konstituen dari pembukaan UUD berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia atas dasar kemerdekaan, kedamaian abadi, dan keadilan sosial. Ini sebenarnya pesan perdamaian yang sangat penting dan memiliki corak jalan tengah," kata Din.
Saat diskusi, menurutnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan Indonesia sudah berperan dalam bidang tersebut dan sudah menampilkan perannya, hanya tinggal ditingkatkan.
"Ini sebuah penghargaan dari luar negeri dan memang ada harapan besar dari dunia luar agar Indonesia berperan. Maka ini harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah, oleh ormas-ormas, LSM-LSM, dan ini terkait mandat saya sebagai Utusan Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama antarperadaban, mungkin ikut berimpit dengan harapan-harapan dari dunia luar untuk Indonesia berperan. Jadi kita terima itu sebagai harapan," kata Din. (rvk/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini