Dalam adat Jawa, air untuk siraman memang biasa diambil dari tujuh mata air atau sumur. Budayawan Jawa, KPA Winarnokusumo, menjelaskan tujuh mata air memiliki makna tersendiri.
"Kalau budaya Jawa itu angka tujuh ada maknanya. Tujuh dalam bahasa Jawa 'pitu' artinya pitulungan atau pertolongan," kata pria yang disapa Kanjeng Win itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tujuh sumur bisa dari tetangga, dari masjid, keraton, boleh. Artinya banyak doa restu dari tetangga kanan kirinya," ujar dia.
Sebelumnya, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka juga menjelaskan bahwa air yang digunakan diambil dari tujuh mata air. Namun dia tidak menjelaskan secara rinci.
"Airnya diambil dari dekat-dekat rumah saja," ujarnya.
Sebagian air yang digunakan siraman Kahiyang, kemudian dibawa ke tempat keluarga mempelai laki-laki. Kemudian mempelai laki-laki melakukan prosesi siraman.
(imk/imk)











































