Menurut Ketua RT 03, Kelurahan Srimulya, Kecamatan Sematang Borang Kota Palembang, Samid, penanganan lingkungan harus dimulai dari kesadaran masyarakat. Sebagai Ketua RT, dirinya memiliki peran penting menangani persoalan perkotaan dan menggerakan warganya.
"Awalnya kami ini merupakan kumpulan dari kelompok di wilayah sini, tidak lama dibantu oleh Dinas Pertanian untuk melakukan penanaman berbagai jenis tanaman. Kemudian mendapat perhatian khusus dari Dinas Lingkungan Hidup untuk mengelola pekarangan rumah dan lingkungan sekitar," terang Samid kepada detikcom, Senin (6/11/2017).
![]() |
Melihat kegiatan masyarakat aktif, Badan Lingkungan Hidup kota Palembang menunjuk Samid untuk menggerakan warga dan membentuk kampung iklim pada 2016 lalu. Bersyukur, sejak saat itu kampung ini tidak pernah merasakan banjir dan kekeringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak berhenti di situ, setelah sukses membentuk Kampung Iklim dirinya semakin semangat menggerakkan warga sampai akhirnya mendapat banyak bantuan. Mulai dari bank sampah, mobil pengangkut sampah, mesin pencacah plastik dan kompos, terakhir gerobak bantuan tempat sampah di setiap rumah.
"Setelah keberhasilan ini, kami diberi bank sampah dan beberapa fasilitas pendukung agar masyarkat memiliki budaya untuk menjaga kebersihan. Untungnya apa, ya lingkungan jadi bersih dan rasakan saja, di Kampung Iklim ini pasti udaranya sejuk walaupun cuaca panas," imbuhnya lagi.
![]() |
Selain adanya bantuan fasilitas, pria berusia 67 tahun ini juga mewajibkan pada warganya untuk menanam minimal 5 tanaman di pekarangan rumah. Apakah cabai, terong, pepaya, pisang atau tanaman lain yang dapat dikonsumsi sehari-hari.
Saat detikcom menyambangi Kampung Iklim, terlihat tanaman yang menjadi obat dan bahan baku masakan pun dapat ditemukan di lahan kosong dan pekarangan rumah warga. Seperti jahe merah, kunyit, batang kelor, laos dan serai.
Selain itu, sirkulasi aliran air antara rumah warga dengan parit yang berada di sepanjang jalan juga sudah terhubung untuk memudahkan membuang limbah rumah tangga. Termasuk peralatan pertanian, hampir semua rumah memiliki kelengkapan yang rutin digunakan setiap Minggu pagi ini.
"Sekarang sudah mulai banyak yang melakukan penelitian dari kampus, dari Riau dan Kementrian Lingkungan Hidup di kampung kami. Dari Jepang juga masih melakukan pendampingan dan pembinaan untuk pengelolaan lingkungan," jelasnya.
![]() |
"Rencana saya, Kampung Iklim ini bisa lebih bermanfaat tidak hanya di satu titik kampung kami saja. Tapi ada kampung-kampung lain yang mengikuti dan mencontoh, supaya masyarakat sehat dengan konsep peduli lingkungan," tutup Samid. (asp/asp)