Para nelayan ini ditangkap pada 30 Oktober sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Kala itu, kapal Saudara Bahagia yang dipakai untuk melaut mengalami kerusakan baling-baling. Awak kapal berusaha membersihkan sampah yang tersangkut. Kapal pun terombang-ambing dibawa arus sehingga masuk wilayah India.
"Tiba-tiba datang kapal tentara angkatan laut India dan mereka merapat ke kapal kami. Mereka menangkap kami," kata seorang nelayan, Fakhrrurazi (32) saat ditemui detikcom di TPI Lampulo, Banda Aceh, Senin (6/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ditangkap jam 12.00 siang dan tiba di pangkalan angkatan laut sekitar pukul 03.00 malam," jelas nelayan asal Ulee Gle, Pidie Jaya tersebut.
Tiba di sana, mereka menjalani pemeriksaan. Identitas sempat disita untuk diperiksa. Meski demikian, Fakrurrazi mengaku tidak mendapat kekerasan dari otoritas India selama interogasi berlangsung.
Penahanan mereka pun dilakukan di atas kapal. Mereka tidak dibolehkan menginjak tanah India. Selama tiga hari, mereka menghabiskan waktu di bawah terpal yang diikat di atas geladak. Tentara setempat mengawal dari jarak dekat. Untuk makanan, para nelayan asal Tanah Rencong ini memilih memasak sendiri. Padahal, tentara di sana juga memberi mereka makan.
"Kami memilih masak sendiri karena tidak suka dengan makanan mereka. Beda rasanya," ungkap Fakhrrurazi.
Meski menjadi tahanan, tentara di sana memperlakukan mereka dengan baik. Bahkan ada tentara yang ikut nimbrung di dalam kapal untuk sekadar bercanda walau beda bahasa. Tentara beragama muslim pun kadang ikut makan bareng bersama para nelayan ini.
Setelah tiga hari, kabar bahagia datang. Diplomasi yang dilakukan Tentara Negara Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dengan tentara angkatan laut India berhasil. Ke-39 nelayan dibolehkan pulang. Kebetulan, saat itu Kapal TNI AL KRI IBL-383 sedang melaksanakan latihan bersama patroli terkoordinasi India Indonesia (Latma Patkor Indindo) dengan Angkatan Laut India.
Pemulangan dari India menuju Indonesia dikawal ketat oleh KRI Imam Bonjol. Saat memasuki perairan Indonesia, kapal nelayan tersebut dikawal oleh KRI Kelabang-826 yang sedang melaksanakan Operasi di ZEE Indonesia.
"Kami bersyukur sekali, TNI AL telah membantu kami. Ini kami kembali ke Sabang, nanti gimana keputusannya ada sama TNI," ungkap Fakhurrazi. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini