Saat disambangi detikcom, Syamsuddin tampak sedang menonton televisi di kediamannya di Jalan Lebak Bulus II RT13 RW 04, Jakarta Selatan, Minggu (5/11/2017). Kakinya masih diperban dan jalannya juga masih pincang.
Syamsuddin menceritakan bagaimana insiden nahas itu terjadi. Saat itu dia sedang menuju rumahnya di Lebak Bulus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, kata dia, peristiwa itu terjadi pukul 21.20 WIB, Sabtu (4/11). Kondisi lalu lintas malam itu sepi.
"15 apa 20 menit (setelah kejadian) saya baru dibawa RSPP," katanya.
"Di rumah sakit sekitar 4 jam. Saya lupa. Pokoknya nggak lama. Pastinya saya lupa jam berapa. Dari rumah sakit langsung diantar pulang sama orang MRT ke rumah," terangnya.
Syamsudin tinggal bersama istri dan satu anak laki-lakinya. Saat berbincang, masih terlihat raut wajah Syamsuddin yang masih menahan nyeri di kaki. Posisi kakinya selalu diluruskan.
Pria yang bekerja sebagai admin di salah satu perusahaan di Jakarta ini tak bisa menjelaskan secara pasti bagaimana beton MRT tersebut bisa terjatuh dan menimpa dirinya. Menurut dia, insiden itu terjadi sangat cepat.
"Saya nggak tahu jelas itu beton jatuhnya gimana. Apa ngayun atau langsung jatuh saya nggak tahu. Pokoknya langsung kejadian aja," tuturnya.
Syamsuddin mengaku mengalami trauma untuk berkendara. Saat ini, dia fokus pemulihan di rumahnya.
"Pasti Trauma mas," jelasnya.
PT MRT sebelumnya menyampaikan permintaan maaf atas jatuhnya parapet atau pagar pembatas jalur mass rapid transit (MRT) yang menimpa Syamsuddin. Pihak MRT berjanji akan mengganti semua kerusakan termasuk biaya perawatan korban.
"Pertama-tama, kami atas nama PT MRT mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya atas kecelakaan ini kepada pihak yang terdampak. Masyarakat lalu lintas, terutama satu korban yang mengalami luka-luka motor dan laptopnya yang rusak," ungkap Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim di lokasi pengerjaan Stasiun MRT Blok A, Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Sabtu (4/11). (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini