Pantauan detikcom di sepanjang Kanal Banjir Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017) bangunan liar tersebut berdiri di Jalan Tenaga Listrik, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kondisi bangunan dari terpal dan kayu tripleks mengotori kawasan tersebut. Gubuk liar tersebut berdiri sepanjang 1,1 Km.
Warganya merupakan pendatang dari luar Jakarta. Mayoritas berprofesi pemulung, pengepul botol plastik hingga penjual warung kopi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Minah mengatakan gubuk itu ditinggal penghuninya siang hari. Mereka keluar untuk mencari botol plastik.
"Di sini mayoritas pemulung, biasanya pakai gerobak," paparnya.
Sementara Kartono (40) mengatakan sambungan listrik diperoleh dari penduduk. Tiap bulannya mereka membayar iuran listrik.
"Ini nyambung dari sana, sebulan kita bayar Rp 50 ribu sampai seratus ribu," ungkap Kartono.
Kartono mengaku tinggal di kawasan itu, karena tidak mampu menyewa kontrakan. "Kalau di kontrakan kita gimana mau naruh botol-botol ini. Itukan baru dijual kalau udah sampai 10 kg. Sedang penghasilan saya dari situ," pungkasnya. (ed/tor)