"Mungkin saja proyek itu kan masyarakat terbelah yang mendukung itu kebanyakan Anies dan sebaliknya. Tapi apakah itu kemudian bisa membuat Prabowo menyalip Jokowi, itu kan masih jauh," kata Direktur SMRC ini kepada wartawan di gedung PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (4/11/2017). Djayadi menjadi salah satu juri uji kompetensi bakal caleg PSI.
Djayadi mengatakan komitmen Anies-Sandi menutup Alexis dan menolak reklamasi memang patut diapresiasi. Tapi kinerja Anies-Sandi itu belum tentu juga akan memperkuat citra Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djayadi menilai Prabowo belum mampu menyaingi elektabilitas Jokowi. Apalagi Jokowi lebih banyak tampil di masyarakat dibanding Prabowo.
"Wajar (elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibandingkan Prabowo) karena yang dilawan petahana, yang sering tampil di media kan lebih banyak Jokowi, Prabowo panggungnya kurang. Ada kemarin dia (Prabowo) punya panggung di Pilkada DKI, tapi setelah itu jarang. Kalau Presiden, dia (Jokowi) punya panggung setiap hari, bisa nunjukkan kerjanya setiap hari," kata Djayadi.
Prabowo, kata Djayadi, harus bisa mencari panggung agar bisa meningkatkan elektabilitasnya.
"Kebetulan saat ini tingkat kepuasan masyarakat (Jokowi) tinggi di atas 60 persen, semua survei begitu. Wajar kalau di atas Prabowo, kita tidak tahu apakah elektabilitasnya akan terus kalau nanti Prabowo memulai kegiatan yang lebih masif jelang 2019, tapi memang di mana-mana lawan petahana itu sulit," pungkas Djayadi. (tor/tor)











































