Seperti ketika Risma berkunjung ke New York, Amerika Serikat, pada 27 Oktober-2 November 2017 untuk menerima penghargaan Global Green City untuk Surabaya dari Global Forum on Human Settlements (GFHS). Risma memborong aneka suvenir Kota New York untuk referensi warga Surabaya yang berkecimpung di bisnis industri kreatif.
Baca juga: Surabaya Raih Penghargaan Global Green City |
Setidaknya ada tiga tempat di New York yang dikunjungi Risma untuk berburu suvenir, yaitu Patung Liberty, Chelsea Market, yang boleh dibilang pasar tradisionalnya New York, serta toko suvernir di markas pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Alhasil, koper rombongan pun bertambah untuk memuat suvenir-suvenir tersebut.
Di Patung Liberty, selama sekitar satu jam Risma mengubek-ubek sebuah paviliun untuk melihat-lihat dan berbelanja suvenir. Pernak-pernik yang lucu, menarik, dan cocok dikembangkan di Surabaya langsung dia masukkan ke tas belanja.
"Ini nanti anak-anak suruh bikin yang kayak gini buat bonek. Dikasih simbolnya bonek. Anak anak bonek pasti mau beli," tutur Risma sambil memegang-megang gantungan kunci sepatu kecil bergambar Patung Liberty. Bonek adalah sebutan bagi suporter klub sepak bola Surabaya, Persebaya.
![]() |
Risma mengatakan suvenir itu nantinya juga akan dia bawa saat road show ke kelompok-kelompok Pahlawan Ekonomi di kampung-kampung di Surabaya. Pahlawan Ekonomi adalah program untuk kalangan ibu-ibu agar pendapatan rumah tangga mereka meningkat.
Menurut Risma, selama ini kendala utama ada pada ide menciptakan produk-produk yang kreatif dan laku dijual. Sedangkan mesin dan bahan-bahan lokal sudah banyak tersedia di Surabaya. "Sekarang untuk ibu-ibu itu sudah saya bikinkan. Ada yang sudah bisa suplai ke toko babies," ucap Risma.
Saat berbicara di depan forum GFHS, yang diikuti oleh para wali kota, perusahaan, dan individu dari berbagai negara, Selasa, 31 Oktober 2017, Risma juga mengangkat program Pahlawan Ekonomi sebagai salah satu kesuksesan kota yang dia pimpin. Ibu-ibu di kampung tidak hanya diberi pelatihan membuat produk, tapi juga akses ke pasar.
"Untuk memperbaiki ekonomi lokal, kami menginisiasi program Pahlawan Ekonomi dengan target perempuan. Bahkan produknya ada yang sudah diekspor ke luar negeri," kata Risma.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kampung-kampung di Surabaya adalah fokus pembangun karena 50 persen wilayah Surabaya berupa kampung. Kampung itu dulu identik dengan kekumuhan, kemiskinan, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.
"Untuk mengubah itu semua, Pemkot Surabaya memperbaiki infrastruktur, sanitasi, dan kampung, termasuk kampung di kawasan pantai. Masyarakat kampung diajari bagaimana mengolah sampah," katanya. (irw/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini