Hakim Tanya Novanto: Anda Jawab Selalu Lupa, Kenapa?

Hakim Tanya Novanto: Anda Jawab Selalu Lupa, Kenapa?

Faiq Hidayat - detikNews
Jumat, 03 Nov 2017 14:05 WIB
Setya Novanto (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Tidak benar, lupa, atau tidak tahu menjadi jawaban Setya Novanto ketika ditanya berbagai pertanyaan oleh majelis hakim. Jawaban itu membuat hakim yang mengadili kasus korupsi e-KTP pun heran.

"Anda saya cermati jawab selalu lupa, kenapa banyak lupa?" tanya hakim kepada Novanto dalam lanjutan sidang dengan terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2017).

Novanto mengaku memang tidak tahu karena peristiwa yang ditanyakan sudah lama terjadi. Dia pun merasa wajar jika lupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak tahu karena begitu lama, sudah lama masalah berkaitan dengan itu tentu tidak mengetahui," kata Novanto.

Salah satu pertanyaan yang dijawab tidak tahu oleh Novanto yaitu terkait aliran uang dalam proyek e-KTP. Dia mengaku sama sekali tidak tahu.

Kemudian, terkait pertemuan di Hotel Gran Melia dengan terdakwa e-KTP, Novanto tidak membenarkannya. Padahal, para saksi yang dihadirkan sebelumnya, seperti eks Sekjen Kemendagri Diah Anggraeni, mengamini adanya pertemuan itu.

"Pertemuan di Gran Melia pagi hari Anda ketemu beberapa pihak selain Diah, ada Irman, Sugiharto dan Andi?" tanya hakim.

"Tidak benar. Seperti BAP dan dalam sidang yang lalu," jawab Novanto.

Namun, ada pula pertanyaan hakim yang dijawab Novanto dengan rinci. Salah satunya tentang pertemuan dengan Andi.

Menurutnya, dia sudah 2 kali bertemu dengan Andi. Pertemuan itu terjadi di Tee Box Cafe pada 2009. Novanto menyebut Andi menawarkan pembuatan kaos terkait Pilpres 2009.

"Di pertengaham 2009 Andi datang di Tee Box Cafe punya saya. Dikenalkan diri dia supplier (pemasok) kaos dan pembuatan alat lain terkait Pilpres karena suasana pilpres. Saya bilang ya sudah nanti ditawarkan berapa harganya, tapi harganya masih nggak cocok," kata Novanto.

Setelahnya, menurut Novanto, Andi datang lagi dan menawarkan barang yang sama. Namun kesepakatan tak tercapai.

"Pada bulan berikutnya sampaikan ada kaos yang murah dari China. Saya tanya prosedurnya bagaimana, setelah saya lihat kelihatannya akan mengalami kesulitan pengiriman dan lain-lain. Akhirnya kita tidak terjadi transaksi dalam bentuk persiapan Pilpres," ucap Novanto.

(fai/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads