Survei CSIS ini dilakukan pada 23-30 Agustus 2017 dengan 600 sampel yang dipilih secara acak (multistage random sampling) dari 34 provinsi di Indonesia. Responden generasi milenial adalah masyarakat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dalam pemilu dan berusia 17-29 tahun. Margin of error survei ini sebesar +/- 4 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan quality control-nya 20 persen sampel melalui spot-check dan 50 persen diverifikasi via telepon. Hasil tersebut dirilis di auditorium CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (3/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang kalau kita lihat dari data itu, porsi dukungan dari dua tokoh utama masih cukup kuat ya, itu Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Jokowi di angka 33 persen, sementara Prabowo di angka 25 persen, jadi memang kalau dari sisi distribusi suara memang masih relatif masih kuat tersebar di kedua tokoh ini," ujar Arya.
"Tapi generasi milenial itu membuka ruang bagi munculnya tokoh-tokoh baru. Nah misalnya tokoh itu yang dianggap mereka mewakili harapan baru, misalnya muncul Ridwan Kamil, AHY, mereka menyeleksi dari tokoh baru yang sesuai bagi harapan mereka," jelasnya.
Dilihat dari tingkat pemilihan calon presiden berdasarkan kepemilikan akun media sosial, Jokowi mendapatkan suara terbanyak dari Facebook, yaitu 30,6 persen, sedangkan Prabowo mendapat suara terbanyak dari Twitter, Path, dan Instagram, yaitu melebihi 20 persen.
Berikut ini hasil survei CSIS dari generasi milenial terhadap tingkat elektabilitas calon presiden:
1. Joko Widodo: 33,3 persen
2. Prabowo Subianto: 25,0 persen
3. Ridwan Kamil: 5,8 persen
4. Tri Rismaharini: 4,8 persen
5. SBY: 4,7 persen
6. Gatot Nurmantyo: 4,2 persen
7. Basuki Tjahaja Purnama: 3,5 persen
8. AHY: 2,7 persen
9. Susi Pudjiastuti: 2,7 persen
10. Anies Baswedan: 2,3 persen.
11. Hary Tanoesoedibjo: 2,3 persen (lkw/imk)