"Kita mendapatkan arahan untuk tugas yang sudah dikelola ini untuk terus ditingkatkan kemudian dalam artian bagaimana kita bisa meng-eliminate gangguan keamanan dari kelompok bersenjata," kata Boy di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Arahan itu tentunya bukan tanpa alasan. Dalam beberapa waktu terakhir, ada kelompok bersenjata di Papua, tepatnya di Tembagapura, yang beberapa kali beraksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy mengaku ada beberapa langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencegah timbulnya kekerasan. Salah satunya yaitu dengan bekerja sama dengan tokoh agama dan adat sekitar.
"Langkah-langkah komprehensif yang diharapkan bisa dilakukan dalam hal ini juga diharapkan kita bisa mengedepankan tokoh-tokoh yang ada di sana, tokoh agama, tokoh adat untuk bisa melakukan upaya-upaya dialog agar kelompok-kelompok ini bisa menghentikan tindakan kekerasan," kata Boy.
"Langkah-langkah terus diteruskan agar tindakan mereka tidak semakin luas dan kemudian ada upaya langkah-langkah secara pendekatan persuasif pada mereka untuk menghentikan jadi secara simultanlah dilakukan jadi upaya pendekatan persuasif dilakukan dan kemudian upaya peningkatan kesiapsiagaan," ujar Boy menambahkan.
Untuk kekuatan personel, Boy menyebut Polda Papua akan mengerahkan 7 ribu personel dan 7 kompi Brimob untuk pengamanan Pilkada Papua. Selain itu, Boy mengatakan bantuan dari Mabes Polri kemungkinan akan dibutuhkan pula.
"Kalau Polda Papua menerjunkan sekitar 7.000 personel untuk pilkada, belum lagi ada 7 kompi Brimob yang kita akan minta bantuan juga ke Mabes Polri," ujar Boy. (dhn/dhn)











































