Penyerahan bantuan ini diserahkan langsung oleh Dirjen Perikanan Tangkap Sjarief Widjaja kepada nelayan Kota Serang sebanyak 28 paket, nelayan Pandeglang 164 paket, dan nelayan Kabupaten Tangerang 133 paket. Pemberian paket ini merupakan rangkaian bantuan dari Kementerian untuk mendorong keberlanjutan dan kesejahteraan nelayan, khususnya di Banten.
"Dimulai dengan bantuan kapal, alat tangkap, pelatihan, nelayan semakin kuat dan mampu," kata Syarief di Karangantu, Kota Serang, Banten, Kamis (2/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk 2017, Syarief mengatakan ada 10.850 target nelayan yang mendapatkan premi bantuan asuransi. Sampai Oktober tahun ini, realisasi bantuan tersebut bahkan sudah sampai 11.395 nelayan. Premi asuransi itu memiliki manfaat bantuan ketika nelayan, misalnya, mengalami kecelakaan di laut dan lain-lain.
Selain itu, KKP bekerja sama dengan beberapa perbankan menyalurkan kredit khusus nelayan di Banten. Tercatat untuk Kabupaten Pandeglang, kucuran modal sudah mencapai Rp 900 juta kepada 10 debitur dan Rp 1,812 miliar di Serang kepada 31 debitur.
Jadi, menurut Syarief, nelayan diminta mempertahankan kualitas ikan di pasar dan harga. Nelayan ke depan, menurutnya, tidak perlu mencari ikan terlalu banyak, tapi lebih mengandalkan nilainya.
"Kita (juga) dorong koperasi, sehingga masyarakat bisa minjam ke koperasi untuk ke laut, tidak perlu ke tengkulak," katanya.
Terakhir, Kementerian Kelautan dan Perikanan menilai potensi kelautan Banten cukup banyak. Ibaratnya, menurut Syarief, Banten sebagai raksasa yang tertidur. Lautnya menghadap ke Lautan Hindia dengan potensi perikanan yang luar biasa.
"Potensi tuna luar biasa, padahal banyak pelabuhan di Banten bisa diangkat ke permukaan, potensi ini bisa dimanfaatkan oleh rakyat," katanya. (bri/asp)