"Identitas (terduga teroris) Muhammad Iqbal Tanjung (28) Abdul Hamid alias Dami (60), Jasman Ahmad (28), Yaser Bin Thamrin (31), dan Arkam (30)," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto dalam keterangannya, Rabu (1/11/2017).
Para terduga itu ditangkap dalam operasi Densus pada 30-31 Oktober 2017. Kelompok ini diduga kuat mendalangi aksi penembakan dua polisi di Bima, yaitu Bripka Zaenal dan Bripka Gofur, pada 11 September 2017 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iqbal menjelaskan bahwa selama bersembunyi mendapat bantuan logistik dari saudara Jasman dan Yoga berupa mie instan dan biskuit. Kemudian disalurkan melalui orang tuanya yang bernama Dami alias Demo untuk mengantarkan logistik tersebut ke tempat persembunyian," terang Rikwanto.
Rikwanto melanjutkan, Jasman yang merupakan anggota Jamaah Anshorut Daulah (JAD) Bima itu berperan sebagai koordinator penyedia logistik untuk diberikan kepada para pelaku yang bersembunyi dari kejaran polisi. Sementara Yaser bin Thamrin dan Arkam diketahui mengikuti kegiatan pelatihan fisik yang dilakukan para anggota kelompok JAD Bima.
Kepala polisi, Iqbal mengaku dibonceng Yaman untuk mengamati Bripka Zaenal di depan SMKN 2 Kota Bima. Setelah itu mereka menembak korban. Sementara untuk TKP di depan SMPN 8 Kota Bima, yang menjadi eksekutor adalah Amir alias Dance alias One dan yang membonceng adalah Imam Munandar alias Nandar dengan menggunakan motor.
Usai beraksi, keempat mereka lalu bersembunyi di Gunung Mawu, Ambalawi. "Iqbal menjelaskan bahwa Imam Munandar alias Nandar masih memegang satu pucuk senjata api rakitan dengan amunisi 3 butir kaliber 5,56 mm," Rikwanto menyampaikan.
(aud/idh)











































