Nenek Sodah yang tidak cakap berbahasa Indonesia mengaku sudah lebih dari sepuluh tahun tinggal di Kampung Jambu. Menempati gubuk bambu yang ambennya digunakan untuk tidur. Sebuah bangku kayu yang terbuat dari papan ditempatkan di dapur yang juga lapuk dan ringkih.
![]() |
Di bagian paling pojok bangku yang reyot itu, ada seekor ayam asyik mengerami telornya di atas besek. Ayam tersebut menurut Sodah milik tetangganya. Juga 4 ekor kucing yang setiap hari datang menemani dirinya ketika sedang ada di rumah.
"Sendirian Pak, sudah biasa keadaan begini. Biasa saja sendiri saja," kata Sodah saat disapa detikcom di rumahnya, Gunungsari, Serang, Rabu (1/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suami itu punya anak satu cuma sudah meninggal dua-duanya," katanya.
Sehari-hari, meskipun hidup sendiri, Sodah mengaku bisa bertahan hidup. Tetangga di kampung menurutnya kadang memberikan bantuan. Termasuk ia sendiri mengaku masih bisa memasak meskipun hanya nasi dan lauk seadanya.
![]() |
Meskipun sudah berumur, Sodah mengaku tidak terlalu mengeluh tinggal di gubuk yang sudah reot. Meskipun gubuknya sudah bertahun-tahun, air hujan yang lebat menurutnya tidak tembus ke bagian dalam rumah.
"Seadanya, alhamdulillah nggak bocor," katanya singkat.
Selama hidup sendiri, Sodah mengaku tidak terlalu ingat berapa dan kapan bantuan datang dari pemerintah kabupaten. Seingatnya, ia dulu pernah mendapatkan bantuan bulanan yang ia sebut bantuan sebagai 'BBM'. Ketika dikoreksi apakah bantuan tersebut berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai), Sodah pun hanya mengangguk.
"Pas hari lebaran zakat, kalau dari pemerintah nggak kayaknya. Dulunya iya," katanya. (bri/asp)













































