Nenek Sodah Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Banten

Nenek Sodah Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Banten

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Rabu, 01 Nov 2017 09:16 WIB
Nenek Sodah Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Banten
Nenek Sodah hidup sebatang kara di gubuk reyotnya (bahtiar/detikcom)
Serang - Namanya nenek Sodah, hidup sendirian di kampung Jambu, Gunungsari, Kabupaten Serang. Satu daerah perbukitan yang kira-kira berjarak 15 km dari pusat kota Provinsi Banten.

Nenek Sodah yang tidak cakap berbahasa Indonesia mengaku sudah lebih dari sepuluh tahun tinggal di Kampung Jambu. Menempati gubuk bambu yang ambennya digunakan untuk tidur. Sebuah bangku kayu yang terbuat dari papan ditempatkan di dapur yang juga lapuk dan ringkih.
Nenek Sodah Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Banten

Di bagian paling pojok bangku yang reyot itu, ada seekor ayam asyik mengerami telornya di atas besek. Ayam tersebut menurut Sodah milik tetangganya. Juga 4 ekor kucing yang setiap hari datang menemani dirinya ketika sedang ada di rumah.

"Sendirian Pak, sudah biasa keadaan begini. Biasa saja sendiri saja," kata Sodah saat disapa detikcom di rumahnya, Gunungsari, Serang, Rabu (1/11/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sodah sendiri tidak ingat betul tahun tepat kepindahannya ke kampung Jambu. Ia mengaku pindah dari kampung sebelah karena rumah yang lama dijual. Itu lantaran ia tidak punya suami dan anak karena ditinggal meninggal dunia.

"Suami itu punya anak satu cuma sudah meninggal dua-duanya," katanya.

Sehari-hari, meskipun hidup sendiri, Sodah mengaku bisa bertahan hidup. Tetangga di kampung menurutnya kadang memberikan bantuan. Termasuk ia sendiri mengaku masih bisa memasak meskipun hanya nasi dan lauk seadanya.
Nenek Sodah Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot di Banten

Meskipun sudah berumur, Sodah mengaku tidak terlalu mengeluh tinggal di gubuk yang sudah reot. Meskipun gubuknya sudah bertahun-tahun, air hujan yang lebat menurutnya tidak tembus ke bagian dalam rumah.

"Seadanya, alhamdulillah nggak bocor," katanya singkat.

Selama hidup sendiri, Sodah mengaku tidak terlalu ingat berapa dan kapan bantuan datang dari pemerintah kabupaten. Seingatnya, ia dulu pernah mendapatkan bantuan bulanan yang ia sebut bantuan sebagai 'BBM'. Ketika dikoreksi apakah bantuan tersebut berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai), Sodah pun hanya mengangguk.

"Pas hari lebaran zakat, kalau dari pemerintah nggak kayaknya. Dulunya iya," katanya. (bri/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads