Impian Terakhir Fatimah Korban Ledakan Pabrik Kembang Api

Impian Terakhir Fatimah Korban Ledakan Pabrik Kembang Api

Ahmad Bil Wahid - detikNews
Selasa, 31 Okt 2017 13:58 WIB
Foto: Duka keluarga kehilangan Fatimah. (Bil Wahid-detikcom)
Tangerang - Siti Fatimah (15) menjadi korban ke-48 yang tewas akibat ledakan pabrik kembang api di Kosambi, Kabupaten Tangerang. Fatimah meninggal setelah sempat dirawat di ruang ICU RSUD Kabupaten Tangerang.

Anak bungsu dari 5 bersaudara itu baru bekerja 1 pekan sebelum kejadian. Fatimah mendapat penghasilan sekitar Rp 20 hingga 30 ribu per hari.

"Baru kerja di sana seminggu. Awalnya gaji Rp 55 ribu turun jadi Rp 40 ribu. Terus borongan jadi Rp 23 ribu sehari," kata ayah korban, Didi, saat ditemui di kediamannya, Gang SMP, Jalan Salembaran Raya, Kosambi, Tangerang, Selasa (31/10/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum kejadian itu, Fatimah sempat disarankan berhenti bekerja oleh keluarga, namun korban memutuskan untuk menunggu gaji selanjutnya.

"Tanggung 2 hari lagi. Gaji Sabtu ini mau keluar. Dia udah janji mau keluar," ujar Didi.

Impian Terakhir Fatimah Korban Ledakan Pabrik Kembang ApiFoto: Duka keluarga kehilangan Fatimah. (Bil Wahid-detikcom)

Didik mengatakan Fatimah sudah berhenti sekolah sejak beberapa bulan lalu. Terakhir dia duduk di bangku kelas 2 SMP.

"Sekolahnya sudah berhenti. Dia bilang mau kerja biar bisa beli handphone, bisa beli baju," imbuhnya.

Sebelum Fatimah putus sekolah, Didi bekerja sebagai pemasok kelapa ke rumah makan. Namun penyakit diabet yang dideritanya membuatnya harus meninggalkan profesi itu.

"Yang saya sesalkan cuma itu, di saat anak saya butuh biaya buat sekolah, saya tidak bisa bekerja," tuturnya.

Fatimah merupakan satu dari 12 korban yang mendapat perawatan di rumah sakit. Dia sudah dimakamkan tak jauh dari rumahnya. Selain Siti ada 9 orang dirawat di RSUD Tangerang.

Tersangkut Meja

Sebelum meninggal, Fatimah sempat bercerita kepada kakak kandungnya, Aliyani (29) tentang kejadian. Saat kejadian, kakinya tersangkut meja sehingga sulit menyelamatkan diri.

"Imah kalau kakinya nggak tersangkut meja mah selamat. Imah mau lari eh kakinya kesangkut meja," kata Aliyani menirukan perkataan adiknya.

Akibat kaki yang tersangkut meja, Fatimah pun jatuh. Dia sempat terinjak pekerja lain yang juga berusaha selamat dari maut.

"Pas jatuh Imah diinjak-injak orang. Pas Imah mau bangun lagi udah gelap nggak kelihatan apa-apa," lanjut Aliyani.

Jenazah Fatimah sudah dimakamkan tak jauh dari kediamannya. Selama dirawat di rumah sakit, Fatimah sempat dioperasi akibat luka bakar yang dideritanya.

"Sempat operasi tangan sama pembersihan luka," pungkas Aliyani.

(abw/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads