Masjid yang berdiri sejak 1890 ini berada di Jalan Mesjid, Kelurahan Kesawan, Kota Medan. Biaya pembangunan masjid ini seutuhnya pada saat itu ditanggung Tjong A Fie, seorang perantauan dari China ke Medan yang sukses dan juga dermawan.
"Pembangunannya dibangun Tjong A Fie. Seluruhnya dari dia. Tapi, tanah ini wakaf dari seorang Datuk Haji Muhammad Ali," kata salah seorang pengurus masjid, Nasrun Tanjung (54) saat berbincang dengan detikcom di Masjid Lama Gang Bengkok, Senin (30/10/2017).
![]() |
Nama dari masjid ini tidak seperti nama-nama masjid lainnya yang memiliki nama Arab. Nasrun bercerita, di depan masjid pada saat itu ada jalan kecil yang tikungannya tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Masjid tersebut berdiri di pusat perbisnisan, seperti penjualan sparepart motor. Nuansa melayu di masjid ini terlihat dari warna hijau dan kuningnya. Lalu, gaya arsitektur China dapat terlihat dari atap masjid yang melebar ke bawah. Setelah itu, gaya Eropa terlihat pada tempat imamnya.
Nasrun mengungkapkan, bangunan yang masih terjaga keasliannya yaitu tiang penopang bangunan yang berada di dalam masjid. Selain itu, mimbar khatib dan tempat muazin juga masih terjaga keasliannya.
"Pada tahun 1960-an, masjid ini dilakukan pelebaran. Lambat laun juga ada renovasi, namun tidak mengubah posisi keasliannya," kata Nasrun.
Masjid Lama Gang Bengkok kini berkapasitas 2 ribu orang. Bangunannya pun kini masih terawat. Keindahannya dari luar dan di dalam pun dapat terlihat.
![]() |
Tjong merantau dari China ke Medan pada 1877 di saat usianya baru 17 tahun. Tjong merupakan anak keempat dari 7 bersaudara. Tiba di Medan, Tjong bekerja di kebun tembakau.
Bisnisnya pun tumbuh besar. Tjong memiliki karyawan ribuan orang. Seiring waktu, Tjong A Fie menjadi pemimpin orang China di Medan pada 1890. Di masanya, berbagai pembangunan ditorehkan di Medan. Dari membangun masjid, gereja dan fasilitas umum. Oleh Belanda, Tjong A Fie diangkat sebagai penghubung antara Pemerintah Belanda dengan masyarakat China di Medan.
![]() |
Oleh Pemerintah Belanda, Tjong diangkat menjadi Pemimpin China di Medan pada waktu itu.
Penggalan kisah hidup Tjong A Fie dituturkan anaknya, Quenny Chang dalam sebuah buku 'Kisah Hidup Quenny Chang: Anak Tjong A Fie, Orang Terkaya di Medan'. Kini, rumah itu telah dibuka untuk umum dan untuk biaya perawatan tamu dikenakan tiket Rp 35 ribu per orang. (asp/asp)