Juru bicara Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan, dalam pertemuan 1,5 jam Jokowi-SBY, soal pertemuan Budi dan Lukas menjadi bahasan serius. Bahkan SBY sampai menitip pesan kepada Jokowi terkait itu.
"Pak SBY kepada Presiden meminta agar mengingatkan langkah para pejabat negara, jangan sampai melampaui kewenangannya seperti dalam kasus pertemuan KaBIN dan Gubernur Papua bulan September lalu," ujar Imelda kepada detikcom, Jumat (27/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkesan pertemuan itu seolah-olah ada pressure. Pertemuan itu terkesan gubernur bertemu dalam konteks urusan pilkada," sebut Imelda.
SBY, menurut Imelda, mengadu ke Jokowi bukan tanpa alasan.
"Secara partai kita punya laporan (pertemuan KaBIN-Gubernur Papua) itu dari Pak Lukas sehingga buat kami, kemudian pernah kita rilis, tinggal cek saja rilis itu, sikap PD itu," terangnya.
Menurut Imelda, SBY sangat memberi perhatian atas pertemuan KaBIN-Gubernur Papua. Karena itu, ada semacam keresahan dari SBY.
"Itu salah satu yang jadi kegelisahan, bukan kegelisahan, tapi salah satu concern Pak SBY menyangkut langkah pejabat negara yang diharapkan jangan sampai melampaui batas kewenangannya. (Pejabat negara) sesuai tupoksinya saja, sih," sebut Imelda.
Pertemuan KaBIN dan Lukas Enembe santer terkait isu mengamankan suara Jokowi di Pilpres 2019. Saat itu dikatakan Lukas harus berpasangan dengan Paulus Waterpauw di Pilgub Papua 2018 karena satu dua hal. Namun Kapolri menyebut Paulus urung maju dalam Pilkada Papua.
"Kapolda Sumut yang untuk Papua dia tidak mau. Dia telah memutuskan tidak mau," ujar Tito di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/10).
Soal pertemuan, Lukas menegaskan tidak ada hubungannya dengan urusan politik. Pertemuan tersebut semata-mata laporan dari Lukas agar persatuan dan kesatuan bisa terjadi di Papua.
"Bukan itu (dipasangkan dengan Paulus)," ujar Lukas saat dihubungi, Jumat (15/9). (gbr/fdn)