"Muhammadiyah mendirikan Panti Asuhan Keluarga Yatim, Ormas Islam lain membantu pendidikannya, pekerjaan atau diajak wirausaha. Jadi semua gotong royong. Ini namanya Pancasilais," ujar Zulkifli, dalam keterangan tertulis, Jumat (27/10/2017).
Zulkifli mengatakan itu saat meletakkan batu pertama pembangunan asrama Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah (PAKYM) Surakarta di Jl. Brigjen Slamet Riyadi, Kecamatan Laweyan, Solo, hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berjamaah untuk berlomba dalam kebaikan di jalan Allah. Dengan bersama-sama beban dipikul lebih banyak orang. Jadi lebih mudah sampai nanti selesai," kata Zulkifli Hasan sembari ikut memberikan sumbangan.
Zulkifli menambahkan Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah ini sudah meluluskan ribuan alumni. Maka mudah-mudahan pembangunan asrama bisa selesai dengan gotong royong dari alumni.
Zulkifli didampingi Ketua PP Muhammadiyah A. Dahlan Rais, anggota DPR dari Fraksi PAN Muhammad Hatta dan Laila Istiana, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anis.
Prioritaskan Tenaga Kerja Dalam Negeri
Di lokasi terpisah, Zulkifli Hasan angkat bicara mengenai viralnya video Ifan, vokalis Seventeen yang menggambarkan banyak masuknya pekerja asing masuk ke Indonesia
"Berdaulat itu ketika pengangguran tinggi maka harus mengutamakan tenaga kerja dalam negeri. Jangan malah mendatangkan tenaga kerja dari luar," tegasnya.
Zulkifli mengingatkan kembali makna nasionalisme dalam sila ke 3 Persatuan Indonesia. Maknanya yakni berpihak pada kepentingan seluruh rakyat.
"Kepentingan rakyat harus jadi yang utama. Ujungnya adalah kesejahteraan untuk semua bukan untuk segelintir golongan saja,"tuturnya.
"Kita butuh membuka lebih banyak lapangan kerja untuk tenaga kerja dalam negeri. Saya yakin dan percaya anak negeri mampu bersaing dan bahkan lebih baik dari tenaga kerja dari luar," ungkapnya. (ega/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini