Pendukung Gus Dur Demo Tuntut Mukernas PKB Alwi Dibubarkan
Sabtu, 28 Mei 2005 14:53 WIB
Surabaya - Pelaksanaan Mukernas PKB kubu Alwi Shihab tak luput sorotan tajam. Pendukung Gus Dur menilai kegiatan tersebut liar dan meminta kegiatan tersebut dibubarkan. Desakan tersebut dilontarkan dalam aksi yang digelar Perempuan Partai Kebangkitan Bangsa (PPKB) Jawa Timur di luar arena Mukernas dan Munas Alim Ulama PKB di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Sabtu (28/5/2005). Namun, desakan itu tidak berlaku untuk pelaksanaan Munas Alim Ulama.Seratusan ibu-ibu ini memulai aksinya dari Gedung KONI dan melakukan long march sekitar 1 kilometer menuju lokasi digelarnya Mukernas. Di sepanjang perjalanan mereka menggelar orasi dan sejumlah spanduk serta poster, di antaranya berbunyi "Audit kekayaan Anam dan kembalikan wakaf Astra Nawa","Selamat datang peserta munas bayaran" dan "Anam penyakit ulama, Gus Dur pemersatu ulama dan umat"."Kami hanya menuntut agar mukernas dibubarkan. Ini mukernas ilegal. Tapi kami tidak menuntut munas dibubarkan," tegas Siti Nafsiyah, Ketua PPKB Jatim pendukung PKB hasil Muktamar Semarang, saat berorasi di tengah massa. Poster dan spanduk itu diarak menuju Asrama Haji sambil menyanyikan yel-yel hidup Gus Dur. "Bubarkan Mukernas. Mukernas ini liar, karena PKB milik Gus Dur. Hidup Gus Dur, hidup PKB!" teriak Eko, seorang waria yang menjadi korlap demo dengan memakai jilbab dan kebaya.Sayangnya, mereka gagal memasuki Asrama haji karena dihadang ratusan Banser yang memblokade pintu gerbang. Sedangkan di bagian dalam, ratusan Satgas PKB juga bersiaga penuh dengan saling bergandengan tangan. Ketua PPKB Siti Nafsiyah menyatakan, selain menuntut mukernas dibubarkan, PPKB juga mendesak Graha Astra Nawa, yang kini menjadi kantor DPW PKB Jatim diserahkan kepada Tim Caretaker DPW PKB pimpinan Imam Nahrawi. "Kami serukan kepada Alwi dan orang-orangnya agar menghentikan gerakan-gerakan kontra muktamar Semarang," tandas Nafsiyah.Upaya pendemo menembus blokade pengamanan itu sia-sia belaka. Mereka tidak sukses menembus. Karena itu mereka hanya bisa berteriak dan berorasi sambil meneriakkan yel-yel "hidup Gus Dur!".
(ton/)