MA Kaget Ada Rumor Calo Seleksi Hakim Minta Rp 600 Juta/Kursi

MA Kaget Ada Rumor Calo Seleksi Hakim Minta Rp 600 Juta/Kursi

Azzahra Nabilla - detikNews
Jumat, 27 Okt 2017 13:35 WIB
Gedung MA di Jalan Medan Merdeka Utara (ari/detikcom)
Jakarta - Seleksi calon hakim 2017 segera sampai di garis finish. Pekan depan, Mahkamah Agung (MA) akan mengumumkan hasil seleksi tersebut. Namun ada informasi beredar mengenai calo yang meminta uang Rp 600 juta per kursi.

Sekretaris MA Achmad Setyo Pudjoharsoyo menyangsikan informasi tersebut. Pudjo memberikan contoh anak dan beberapa pimpinan MA saja tidak lolos.

"Tidak akan mungkin bisa melakukan seperti itu dengan sistem seketat itu. Kalau ada peluang seperti itu, anak saya akan saya didahulukan. Nyatanya anak saya juga nggak lolos. Anak pimpinan Mahkamah Agung banyak yang ikut tes tapi tidak lolos. Ibaratnya seperti itu karena itu tidak mungkin," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Gedung MA RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2017) siang ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keyakinan Pudjo juga didasari dengan persentase penilaian gabungan yang menentukan hasil akhir seleksi. Dengan persentase tersebut, ia menilai mustahil jika sistem penilaian bisa ditembus.

"Ini jelas tidak mungkin karena SKD (Seleksi Kompetensi Dasar) yang memiliki presentase tertinggi kan nilainya diperhitungkan nilainya itu 40 persen. Sementara CAT (Computer Authorized Test) yang untuk materi hukum hanya 30 persen, wawancara 25 persen. Kemudian masih dibagi dua pewawancara, bisa-bisa nilainya hanya 15 persen. Rasanya sangat mustahil untuk ditembus," ujar Pudjo.

Selain itu, berbagai tes dalam rangkaian seleksi turut dioptimalkan dengan komputer. Ditambah dengan adanya pengawas, maka Pudjo mempertanyakan bagaimana cara calo itu bekerja.

"Semuanya sudah komputerisasi semua dan untuk kegiatan tahap pertahap itu ada pengawasnya. Kalau jumlahnya sekian, bagaimana orang yang mengaku bisa membantu? Bagaimana caranya dia membantu? Saya tidak tahu caranya," ujar Pudjo menyangsikan informasi yang beredar.

Maka itu Pudjo mengingatkan agar para peserta seleksi untuk tidak gampang percaya. Karena oknum seperti ini menurutnya hadir di rekrutmen pegawai di mana saja.

"Yang pasti kami tidak kurang-kurangnya selalu menghimbau. Jangan percaya dengan oknum dari mana pun. Apakah dari lingkungan MA atau bahkan dari wartawan. Hal ini selalu terjadi setiap ada rekrutmen, tidak hanya rekrutmen di mana saja rekrutmen pegawai swasta juga ada oknum yang mencoba seperti ini," tutur Pudjo.

Tahap terakhir sebelum pengumuman adalah wawancara, yang dilaksanakan pada awal Oktober. Peserta tes tahap ke tiga itu ada 3.808 orang. Mereka adalah peserta yang lolos tahap dua yaitu Seleksi Kemampuan Dasar (SKD), mengikuti ujian Computer Assisted Test (CAT) dan ujian Profil Assesment Psikologi. (asp/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads