"Pemerintah Jepang dan masyarakat Jepang telah berhasil menciptakan sebuah stabilitas politik di Jepang yang amat baik sekali," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2017).
Pernyataan itu disampaikannya saat ditemui mantan PM Jepang Yasuo Fukuda. Kedatangan Fukuda dalam kapasitas sebagai Presiden Asosiasi Indonesia-Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selamat pagi dan adalah kehormatan besar bagi saya dapat diberikan kesempatan untuk bertemu dengan yang mulia Bapak Presiden Republik Indonesia bersama dengan anggota delegasi saya," kata dia berbahasa Jepang yang kemudian diterjemahkan oleh delegasinya.
Fukuda hadir dengan didampingi para pengusaha besar Jepang. Kedatangannya sekaligus untuk membicarakan proyek-proyek bersama yang sudah berjalan seperti MRT hingga pembangunan jalan tol.
Menlu Retno Marsudi usai mendampingi Jokowi di pertemuan, menyatakan pertemuan seperti ini dilakukan secara berkala. Kebetulan tahun depan adalah ulang tahun diplomatik ke-60 hubungan RI-Jepang.
Pemilu Jepang tahun ini terbilang lancar meski dilanda Topan Lan. Meski mempengaruhi jumlah pemilih dan dianggap menguntungkan Abe, tetapi tak ada penolakan masyarakat atas itu.
Dalam dua kali pemilihan terakhir, warga Jepang yang menyalurkan suaranya masih di bawah 60 persen. Pemungutan suara terakhir pada bulan Desember 2014 melihat tingkat rekor terendah yaitu 52,66 persen.
Pelaksanaan Pemilu ini pun dipercepat atas perintah Abe. Bahkan Abe membubarkan majelis rendah di parlemen guna mempercepat Pemilu. Tetapi suasana politik di Jepang masih tampak stabil. (bag/idh)