Hal itu terungkap saat proses rekonstruksi yang digelar tim Densus 88 Antiteror di kontrakan pasangan suami-istri (pasutri) terduga teroris, AR dan AK, di Jalan Babakan Sari, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (26/10/2017).
"YF dan AR ini membeli bahan-bahan kimia di toko kimia. Akan tetapi, dua kali coba membeli ditolak oleh penjualnya," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Densus 88 melakukan rekonstruksi di Kiaracondong, Bandung |
"Dia nggak mau kasih karena takut ketahuan atau teridentifikasi," kata Yusri.
Lalu, keduanya mendapatkan bahan kimia dengan cara membeli via online di situs jual-beli. Setelah itu, YF belajar merakit bom melalui blog Bahrun Naim di kontrakan AR.
"Setelah ditolak pedagang di toko, mereka membeli bahan kimia melalui online. Mereka membuat dengan cara melihat di blog Bahrun Naim," ujar Yusri.
Bom berbahan kimia berdaya ledak rendah itu rencananya menyasar Istana Negara pada Agustus lalu. Aksi teror dilakukan oleh 5 teroris, yaitu YF, R, SH, serta pasutri AR dan AK. Bom belum berhasil diledakkan, kelimanya diringkus tim Densus 88 Antiteror. (fjp/fjp)












































Densus 88 melakukan rekonstruksi di Kiaracondong, Bandung